Masa Transisi, Pemerintah Menjamin Kepastian Investsi

Monday 16 Jun 2014, 5 : 10 pm
by

JAKARTA-Pemerintah akan menyiapkan masa transisi kepemimpinan nasional di 2014 dengan memberikan kepastian berinvestasi dalam upaya menggenjot neraca modal dan finansial. Langkah ini diharapkan mampu meminimalisasi defisit neraca transaksi berjalan di akhir 2014.

Salah satu langkahnya adalah dengan mendorong peningkatan nilai neraca modal dan finansial sangat penting untuk mengatasi problem defisit transaksi berjalan. “Neraca modal menjadi penting, karena faktor investasi menjadi penting. Investasi harus didorong, bukan hanya asing, tetapi juga swasta nasional dan BUMN. Maka, harus memberi kepastian bagi investor dan tidak usah menunggu hasil pemilu. Akhirnya, defisit transaksi berjalan bisa diatasi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung saat menghadiri Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR di Gedung Parlemen Jakarta, Senin (16/6

Dia mengatakan, defisit neraca perdagangan April 2014 yang mencapai US$1,96 miliar telah mengganggu kinerja neraca transaksi berjalan. “Ekspor barang dan jasa kita lebih kecil daripada impor, akibatnya terjadi defisit neraca perdaagangan,” ucap Chairul.

Masa pemerintahan yang hanya tersisa empat bulan, kata Chairul, akan dimanfaatkan Kemenko Perekonomian dengan mengoptimalkan kinerja ekspor dan mengendalikan besaran nilai impor. “Defisit neraca perdagangan April meningkat, karena dua bulan sebelum hari raya (Idul Fitri) ada peningkatan impor,” ujarnya.

Pada dasarnya, jelas Chairul, dinamika perekonomian tidak memiliki kepastian, karena laju pertumbuhan ekonomi bergantung pada situasi dan kondisi di tingkat global maupun domestik. “Kalau asumsi (makroekonomi) diperbaiki, maka hasilnya akan berubah. Makanya kami melakukan perubahan asumsi. Ekspor akan digenjot dan impor di-minimize,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Masih 479 Gardu PLN Dipadamkan

JAKARTA-Demi keamanan dan keselamatan masyarakat, PLN Distribusi Jakarta Raya dan
Untuk target pencatatan Efek baru di 2022 adalah sebanyak 68 Efek, yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi baru dan pencatatan efek lainnya yang meliputi ETF

BEI Suspensi Perdagangan IATA dan GZCO

JAKARTA-PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk memberikan sanksi penghentian