Masalah Islam dan Ke-Indonesiaan Sudah Selesai

Monday 16 Jan 2017, 1 : 12 pm
voxpolcenter

JAKARTA – Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago menyayangkan adanya upaya penyebarluasan isu secara masif yang membuat seolah-olah Islam tidak Pancasilais dan tidak menerima Bhineka Tunggal Ika, serta anti NKRI. Bahkan dinilai tidak toleran. Isu ini dinilainya sebagai upaya adu domba untuk memecah belah ke-Indonesiaan. “Masalah nasionalisme, Islam dan ke-Indonesian sudah clear atau selesai. Islam jelas tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD, dan Bhinekar Tunggal Ika. Makanya kalau sekarang dibuat seolah-olah Islam anti terhadap semua itu, hanyalah upaya adu domba Indonesia, karena toleransi selama ini sudah berjalan baik, jangan dirusak dengan isu-isu seperti ini,” ujarnya di Jakarta, Senin (16/1/2017).

Pangi heran bagaimana bisa muncul ada tuduhan seolah Islam anti Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, anti toleransi dan sebagainya kalau umat Islam justru dalam sejarahnya meski mayoritas, memiliki rasa toleransi yang tinggi demi kebihnekaan menerima penghapusan kalimat “kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan agamanya” dalam piagam Jakarta yang menjadi rumusan Pancasila.  “Belum lagi syarat menjadi presiden dalam rancangan UUD 1945 yang asli bahwa harus orang Islam juga dihapuskan. Umat Islam berjiwa besar dan mengalah menerima hal itu demi mengakomodasi masyarakat dari suku dan agama lainnya di Indonesia dan demi persatuan indonesia,” tegasnya.

Direktu Eksekutif Voxpol Center Reseach dan Consulting ini menyinggung menguatnya wacana soal mengembalikan UUD ke naskah aslinya terutama tuntutan agar syarat menjadi presiden orang Indonesia asli adalah hal yang wajar. Karena bunyi UUD yang telah diamandemen sekarang, setiap warga negara Indonesia boleh menjadi presiden. “Kan bisa aja orang asing baru menjadi warga negara mencalonkan dan dicalonkan jadi presiden sementara dia tidak memahami Indonesia sama sekali,” tambah Pangi.

Karena itu, dia meminta agar para elit tidak memperuncing isu ini dengan berbagai tuduhan yang negatif terhadap Islam. Islam Indonesia sangat unik karena bisa menyatu dengan demokrasi dan hukum positif yang ada. “Kalau urusan penistaan agama dibiarkan, malah menurutnya justru ini yang menjadi pemicu perpecahan dan itu justru ini yang hendak dicegah oleh pihat-pihak yang menuntut Ahok dijatuhi sanksi pidana dan bukan sebaliknya justru seolah mereka yang hendak memecah belah,” katanya.

Kalau Islam Indonesia seperti di Arab, menurut Pangi maka yang namanya Ahok mungkin sudah dihukum mati. Tapi Islam di Indonesia berbeda, karena sudah menyatu dengan hukum dan demokrasi. “Yang dituntut kan hanya penegakan aturan hukum negara terhadap penista agama. Dan kalau umat Islam turun ke jalan itu semata-mata karena membela hukum dan agamanya, bukan karena anti NKRI, anti Pancasila atau anti toleransi,” tegasnya lagi.

Dia pun mengingatkan masyarakat bahwa seperti ada upaya-upaya membangkitkan sekularisme dan ideologi komunis di Indonesia saat ini. Menyalahkan orang Islam memilih pemimpin Islam atau umat agama lain memilih orang yang seiman menurutnya adalah membenturkan masyarakat yang percaya bahwa negara tidak bisa dipisahkan dari agama. “Jadi jangan alergi dengan apa yang berbau agama,” tandasnya.

Don't Miss

SJR Ajak Rakyat Indonesia Berdoa Untuk Doni Monardo

JAKARTA-Ketua Umum Rembuk Nasional Aktifis 98 Sayed Junaidi Rizaldi (SJR)

Dua Jembatan Layang Bikin Arus Mudik Palembang Makin Lancar

JAKARTA-Arus mudik Lebaran di Kota Palembang, Sumatera Selatan tahun 2018