Masyarakat Apresiasi Kiprah KMI

Tuesday 26 Sep 2017, 7 : 10 pm

JAKARTA-Peran Kaukus Muda Indonesia (KMI) dalam membuat diskusi publik yang mengingatkan anak muda dan mahasiswa yang berpendidikan agar senantiasa memperkokoh dan memperkuat NKRI, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD’45 yang merupakan 4 pilar bangsa Indonesia.

Pujian ini disampaikan Staf Ahli Menkopolhukam, Sri Yuwanto, Ph. D, ketika menjadi narasumber dala Diskusi Publik bertema “Peran Media dan Ormas Islam Dalam Mewujudkan Islam yang Rahmatan Lil Alamiin Guna Memperkokoh NKRI dan Pancasila” yang diselenggarakan KMI di Gedung Dewan Pers Jl. Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (26/9).

Yang menjadi kekhawatiran Yuwanto adalah 4 konsensus bangsa yang saat ini tengah digoyang dengan berbagai gerakan-gerakan yang bersifat ideologis seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), dan harus segera ditangani oleh pemerintah bekerjasama dengan masyarakat.

Kendati begitu, ia yakin bahwa isu PKI sudah tak laku lagi dijual. “Isu PKI sudah tak laku lagi dijual. Kalau ada tokoh-tokoh politik yang tetap memainkan isu ini, publik tak akan simpati lagi pada yang bersangkutan,” ujar Yuwanto.

Karenanya Yuwanto berpesan, sebaiknya para elit politik, tokoh publik, berpolitik lah secara sehat dan santun. Jangn menghalkan segala cara hanya karena ingin memenangkan Pilpres 2019. “Lagi pula, sampai saat ini Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI), masih berlaku. Jadi tak perlu khawatir PKI akan bangkit,” tambahnya.

Menurut Yuwanto, Islam atau politik Islam memainkan peran penting sejak sebelum kemerdekaan sampai hari ini. Ada Islam yang moderat dan besar seperti NU dan Muhammadiyah yang nasionalismenya tidak diragukan lagi. “Saya kira anak-anak muda yang merupakan komponen bangsa harus ikut berpartisipasi dalam memperkuat negara secara ideologis untuk memperkuat landasan pembangunan yang akan datang. Dan, media juga punya peran sangat penting bersama dengan masyarakat untuk saling memperkuat bangsa ini,” harapnya.

Kesempatan sama, Ketua Litbang PP GP Anshor, Hasanuddin mensinyalir isu PKI yang saat ini marak diteriakkan, konon dilakukan oleh pemain-pemain lama. “Mereka yang memainkan isu-isu PKI adalah pemain-pemain lama. Setiap kali menjelang Pilpres, isu-isu PKI dijadikan sebagai salah satu senjata untuk menjatuhkan lawan politiknya,” katanya.

Namun, dia memprediksikan kelompok-kelompok yang memainkan isu PKI, kemungkinan besar akan ditinggalkan pemilihnya. “Isu PKI sudah basi. Sudah tak relevan dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang ini. Jangan lah isu PKI kembali diungkit-ungkit. Kalau mereka tetap memaksakan kehendak, mereka pasti ditinggal pemilihnya saat Pilpres,” tambahnya lagi.

Sementara itu Mohammad Anthoni dari Kantor Berita Antara menyarankan kepada media massa bersikap bijak dengan tidak memuat berita-berita yang berpotensi menimbulkan konflik di tengah masyarakat. “Media massa sebaiknya tidak memuat berita-berita yang berpeuang memicu konflik di tengah masyarakat. Kalau ingin menjadi Media yang Rahmatan Lil Alamin, maka media yang bersangkutan harus meniru sifat utama Nabi Muhammad SAW, yakni sidiq, amanah, tabliq, fatonah,” ujar Mohammad. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Rektor IKIP PGRI:Madiun Butuh Bandara Komersial

MADIUN-Wilayah Madiun dan sekitarnya mendesak memiliki bandara komersial untuk mengatasi

Cadangan Devisa Meningkat

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia tercatat USD117,2