Mengubah Lanskap Listrik di Indonesia Demi Mendorong Pencapaian Efisiensi Tertinggi

Monday 17 Sep 2018, 2 : 05 pm
by
Country Director, GE Power Indonesia David Hutagalung

JAKARTA-Perkembangan bisnis di dalam dan luar negeri saat ini memperbesar tantangan Indonesia untuk mencapai tujuan elektrifikasinya. Tenggat waktu untuk mengejar target 35.000 MW kapasitas pembangkit listrik baru pada tahun 2020 dikaji kembali akibat dari melemahnya rupiah serta perlambatan investasi.

Walaupun dengan situasi dan kondisi seperti ini, permintaan tenaga listrik masih terus bergulir sejalan dengan kebutuhan listrik negara, demi peningkatan inklusi ekonomi dan sosial dari Sabang hingga Merauke.

Country Director, GE Power Indonesia David Hutagalung mengatakan, tantangan terhadap kebutuhan pembangkit dan transmisi tenaga listrik Indonesia cukup unik, mengingat Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, dimana penyebaran populasi penduduk dan tingkat pembangunan belum merata, terlebih di daerah-daerah terpencil.

“Pada saat yang sama, kita semua sepakat bahwa Indonesia membutuhkan infrastruktur listrik demi mencapai tujuan ekonomi dan sosial berkelanjutan negara. Maka tak ada jalan lain bagi kita selain mencari cara yang lebih efisien, lebih terjangkau, lebih dapat diandalkan, dan lebih berkelanjutan dalam pembangkitan tenaga listrik dan mendistribusikannya,” jelasnya saat berbicara dalam acara Media Briefing menyambut acara Hari Listrik Kelistrikan Nasional ke-73 Power Gen-Asia (PGA) yang akan dimulai 18 September mendatang.

David menambahkan, GE berada di garis terdepan dalam pengembangan dan penerapan solusi untuk meningkatkan efisiensi pada pembangkitan dan distribusi tenaga listrik berkelanjutan.

Selama bertahun-tahun, GE telah menjadi mitra Indonesia dalam mencapai tujuan elektrifikasi sekaligus mendukung target bauran energi Indonesia.

“Solusi terbaru dari GE akan semakin memperluas kemitraan jangka panjang untuk membangun ekosistem energi yang secara khusus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan unik Indonesia,” ucapnya.

Dia mengatakan begitu banyak pilihan yang disediakan GE untuk Indonesia. “Apakah adopsi teknologi digital terbaru untuk meningkatkan dan mengoptimalkan aset dan jaringan energi Indonesia, dikombinasikan dengan penerapan turbin gas paling efisien atau menggunakan teknologi batu bara ultra-super critical, atau meng-upgrade pembangkit listrik yang sudah ada berikut jaringan transmisi dan distribusinya, semuanya agar Indonesia dapat melakukan penghematan/efisiensi substansial sekaligus pengurangan emisi karbon besar-besaran,” imbuhnya.

Studi terbaru oleh GE menunjukkan bahwa dunia sedang bertransisi dari sistem kelistrikan berdasarkan teknologi pusat pembangkitan, transmisi dan distribusi (T & D) generasi tradisional, ke sistem yang merangkul teknologi baru, berbasis digital dan ramah lingkungan.

Sistem energi global berkembang menuju jaringan terpadu dan hibridisasi yang memadukan unsur-unsur teknologi lama dan baru yang bekerja secara sinergis untuk menyediakan tenaga listrik yang dapat diandalkan, terjangkau, dan berkelanjutan untuk pabrik, bisnis, dan masyarakat di seluruh dunia.

Selama beberapa dekade ke depan, pembangkit listrik yang besar dan berada di pusat akan menjadi semakin efisien. Selain itu, mereka akan dilengkapi dengan sistem perangkat keras dan perangkat lunak baru, yang sering kali lebih kecil, yang didistribusikan ke seluruh sistem T & D.

“Pada saat yang sama, alat digital akan semakin terintegrasi dengan teknologi di seluruh jaringan listrik,” tuturnya. (Elvis H)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BNN Lakukan Tes Rambut Untuk Deteksi Narkoba di Pilkada 2017

JAKARTA-Peredaran barang haram narkoba kini sudah menyasar hingga ke pelosok
CINEMA XXI

Gelar IPO Saham, Cinema XXI Bidik Dana Segar Rp2,25 Triliun

JAKARTA-PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk atau Cinema XXI, mulai hari