Minimnya Sentimen Positif ke Pasar Uang

Friday 12 Jul 2013, 5 : 55 pm
by

JAKARTA-Nilai tukar rupiah selama perdagangan sepekan cenderung melemah karena minimnya sentimen positif yang masuk ke pasar uang, baik yang berasal dari domestik maupun eksternal.  “Rupiah sebenarnya sudah menembus level psikologisnya, tetapi terus diintervensi oleh Bank Indonesia (BI),”  ujar analis valas PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat (12/7).

Menurut dia, tekanan terhadap rupiah masih tinggi sehingga ruang bagi penguatan rupiah sepekan ini sangat terbatas. Namun pergerakan rupiah tertolong oleh langkah bank sentral yang mengarahkan rupiah dibawah level 10.000 per dollar AS.

Dia menjelaskan, pelemahan rupiah dipicu oleh kejelasan soal kebijakan quantitative easing (QE) The Fed. Bank Sentral AS memberi sinyal bahwa kebijakan QE ini akan terus berlanjut. Hal ini mengindikasikan, kondisi ekonomi AS masih melemah. “Pernyataan bahwa kebijakan stimulus moneter masih dilanjutkan lebih lama membuat dollar AS,” kata dia

Dari domestik kata dia, tingginya angka inflasi membuat rupiah tertekan. Pelaku pasar uang masih menunggu arah kebijakan fiskal dan moneter untuk menekan inflasi. “Dari domestik memang negatif. Pelaku pasar bersikap wait and see terkait langkah apa yang dilakukan bank sentral,” jelas dia.

Selain itu kata dia, pelaku pasar juga dikejutkan dengan posisi cadangan devisa (cadev) yang turun mencapai 98,1 miliar dollar AS, dibawah level psikologis pasar 100 miliar dollar AS. Menurunnya posisi cadev ini membuat daya dukung suplai valas menurun, membuat ekspektasi pelemahan IDR berlanjut.

Namun demikian, tekanan terhadap rupiah sedikit berkurang sehubungan dengan langkah BI menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Hal ini memberikan insentif bagi pelaku pasar untuk bertransaksi kembali di pasar uang Indonesia. “Kenaikan ini sudah diperkirakan sebelumnya, dengan sinyal kebijakan pre-emptive BI untuk menghadapi tekanan inflasi pada ‘babak kedua’ (second round effect), setelah naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, terutama dengan naiknya tarif angkutan publik,” pungkas dia.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bank Syariah Harus Dorong Pembiayaan Modal Kerja

JAKARTA-Kalangan industri perbankan syariah diminta lebih memprioritaskan sektor-sektor produktif ketimbang

Kejati Percepat Penyidikan Kasus Korupsi Sewa Lahan PT KAI Tidar

SURABAYA- Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur (Jatim) akan mempercepat proses