MPR Minta Elit Berhenti Wariskan Konflik

Sunday 26 May 2013, 4 : 13 pm
daridulu.com/antasena

JAKARTA-MPR berharap seluruh elit bangsa, lintas agama, dan etnis berhenti mewariskan konflik, dan tidak membuat konflik baru pada generasi bangsa mendatang. “Sejak 1908 sampai saat ini pasti masih banyak perbedaan pandangan ideologi, dan sikap politik dam rasanya belum tuntas. Masih ada dendam dan konflik,” kata  Wakil Ketua MPR RI, Lukman Hakim Saifuddin bersama tokoh nasional dalam rangka memperingati 10 Tahun Forum Silaturrahmi Anak Bangsa (FSAB ) di Jakarta, (24/5)

Menurut Lukman, berbagai konflik itu dilatarbelakangi perbedaan ideologi politik, sejarah, agama, dan sebagainya demi Indonesia yang lebih baik ke depan. Karena itu, MPR RI akan terus berjuang menegakkan empat pilar bangsa, yang sudah disosialisasikan selama ini. “Tapi, dengan kesadaran yang mendalam, maka perbedaan itu harus dihentikan demi keberagaman, kebhinnekaan, NKRI, dan kemajuan bangsa ini,” ungkapnya

Hadir antara lain Tato Pradja Manggala, Djoko Purwongemboro dan  Suryo Susilo. Anggota FSAB terdiri putra-putri dan generasi penerus dari tokoh-tokoh politik yang terlibat konflik dalam perjalanan sejarah republik ini, bukan sebatas peristiwa G30S saja, namun sejak 1945, lintas jaman dan lintas aliran, agama, dan ideologi. “FSAB ini menjadi teladan dan apapun konfliknya jangan sampai mengoyak NKRI dan kebhinnekaan,” ujar Lukman.

 Karena itu lanjut Lukman, MPR RI ingin membangun rekonsiliasi di tengah berbagai perbedaan, dan itu membutuhkan kesadaran untuk Indonesia yang lebih baik. “Saat ini momentum terbaik di tengah masih banyak konflik di tengah masyarakat. Baik berlatarbelakang agama, etnis, sosial politik, dan sebagainya. Jadi, FSAB ini menjadi teladan. Di mana tak semua konflik harus diselesaikan secara hukum. Seperti konflik Ahmadiyah, Syiah, HKBP, dan lain-lain,” tambah Wakil Ketua Umum DPP PPP itu.

 Dengan demikian Lukman berharap, forum-forum seperti FSAB ini akan lebih banyak lagi lahir dan menjadi kesadaran bersama bagi elit bangsa ini, agar keberagaman terpelihara di bumi Indonesia. “Semoga kesadaran semacam tokoh-tokoh FSAB ini akan lahir dan lebih banyak lagi, agar keberagamaan dan kebhinnekaan terpelihara dengan baik bagi Indonesia ke depan,” pungkas Lukman. **can

Don't Miss

Asumsi ICP 2017 Sebesar US$ 40-55 per Barel

JAKARTA-Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) DPR dengan Pemerintah memutuskan harga

BI Resmi Diterima Sebagai Anggota NGFS

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) resmi diterima sebagai anggota Network for Greening