Naiknya Harga Komoditas Jelang Ramadhan Kerek Inflasi Mei 2017

Friday 2 Jun 2017, 8 : 48 pm
by

JAKARTA-Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2017 mencatat inflasi sebesar 0,39% (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu yang mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm).

Inflasi IHK terutama disumbang oleh inflasi komponen volatile food dan administered prices. “Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK hingga Mei tercatat 1,67% (ytd) atau secara tahunan mencapai 4,33% (yoy), masih dalam kisaran sasaran inflasi sebesar 4±1%,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara di Jakarta, Jumat (2/6).

Menurutnya, kelompok volatile food pada Mei 2017 mengalami inflasi sebesar 0,91% (mtm) setelah tiga bulan sebelumnya berturut-turut tercatat mengalami deflasi. Peningkatan inflasi kelompok ini dipengaruhi naiknya permintaan beberapa komoditas seiring dengan datangnya bulan Ramadan di minggu ke-IV bulan Mei.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan ini terutama bawang putih, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, daging sapi, dan beras.

Sementara komoditas cabai rawit dan bawang merah tercatat masih mengalami deflasi. “Secara tahunan, inflasi volatile food mencapai sebesar 3,26% (yoy),” ulasnya.

Inflasi administered prices pada Mei 2017 masih cukup tinggi sebesar 0,69% (mtm), meskipun turun dari bulan lalu yang sebesar 1,27% (mtm).

Lebih rendahnya inflasi administered prices bulan ini terutama disebabkan penyesuaian tarif listrik tahap ketiga untuk pelanggan prabayar daya 900 VA nonsubsidi yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kelompok pascabayar.

Sementara itu, penyesuaian harga bahan bakar khusus, tarif angkutan udara, dan rokok juga mendorong inflasi administered prices.

Dia menjelaskan, secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 9,14% (yoy).

Inflasi inti Mei 2017 cukup rendah sebesar 0,16% (mtm), sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,13% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok ini adalah nasi dengan lauk, baju muslim wanita, tarif rumah sakit, dan upah pembantu rumah tangga. Inflasi kelompok inti tertahan oleh menurunnya harga gula pasir dan tarif pulsa ponsel.

Secara tahunan jelasnya, inflasi inti tercatat sebesar 3,20% (yoy). “Ke depan, inflasi akan tetap diarahkan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4±1%. Untuk itu, koordinasi kebijakan Pemerintah di pusat dan daerah dengan BI dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait dampak kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi oleh Pemerintah, dan risiko kenaikan harga volatile food selama bulan puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

OJK

OJK Yakin Pertumbuhan Kredit di Juli Berlanjut Hingga Akhir 2020

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pertumbuhan penyaluran kredit di sepanjang

Ditjen Pajak Sandera Dua Penunggak Pajak di Jatim

JAKARTA-Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia