Neraca Perdagangan April 2019 Defisit USD 2,50 Miliar

Thursday 16 May 2019, 12 : 19 am
by
ilustrasi

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) Neraca perdagangan Indonesia pada April 2019 mengalami defisit 2,50 miliar dolar AS. Defisit neraca perdagangan tersebut bersumber dari defisit neraca perdagangan nonmigas dan neraca perdagangan migas.

“Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif Januari-April 2019 mengalami defisit sebesar 2,56 miliar dolar AS,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko di Jakarta, Rabu (15/5).

Menurutnya, defisit neraca perdagangan nonmigas pada April 2019 tercatat sebesar 1,01 miliar dolar AS, setelah pada Maret 2019 mencatat surplus 1,05 miliar dolar AS. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekspor nonmigas dari 12,98 miliar dolar AS pada Maret 2019 menjadi 11,86 miliar dolar AS.

“Penurunan ekspor nonmigas terutama terjadi pada komponen perhiasan/permata, lemak dan minyak hewani/nabati, serta bahan bakar mineral,” terangnya.

Sementara itu, impor nonmigas tercatat sebesar 12,86 miliar dolar AS, meningkat 0,93 miliar dolar AS (mtm) dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya. Peningkatan impor nonmigas terutama terjadi pada komponen mesin dan peralatan listrik, kapal laut dan bangunan terapung, dan pupuk.

Dia menjelaskan defisit neraca perdagangan migas pada April 2019 tercatat sebesar 1,49 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar 0,38 miliar dolar AS.

Defisit tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor migas dari 1,52 miliar dolar AS pada Maret 2019 menjadi 2,24 miliar dolar AS pada April 2019. Peningkatan terjadi pada seluruh komponen, yakni hasil minyak, minyak mentah, dan gas, seiring dengan peningkatan baik harga impor maupun volume impor minyak dan gas.

Sementara itu, ekspor migas tercatat menurun dari 1,14 miliar dolar AS pada Maret 2019 menjadi 0,74 miliar dolar AS pada April 2019. Penurunan ekspor migas terutama terjadi pada komponen hasil minyak dan gas, sejalan dengan menurunnya volume ekspor kedua komponen tersebut.

BI memandang perkembangan neraca perdagangan April 2019 banyak dipengaruhi pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun, yang pada gilirannya menurunkan kinerja ekspor Indonesia. Sementara itu, impor tetap diperlukan guna memenuhi pemintaan domestik.

“Ke depan, BI dan Pemerintah akan terus berkoordinasi mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik sehingga tetap dapat memperkuat stabilitas eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ketua MPR: Tutup TPL, Lalu Alihkan ke Industri Pariwisata Danau Toba dan Pertanian

JAKARTA-Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo

Siap Melantai di BEI, PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk Lepas 807 Juta Saham

JAKARTA-PT MORENZO ABADI PERKASA Tbk, (“Perseroan”) yang bergerak dalam bidang