Nilai Produksi IKM Capai Rp 753 Triliun

Tuesday 17 Sep 2013, 3 : 43 pm
by

JAKARTA-Industri kreatif termasuk dalam industri kecil dan menengah (IKM) memiliki peran strategis karena mampu memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Hal tersebut dapat di lihat dari jumlah IKM sebanyak 3,9 juta unit pada tahun 2013,  yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 10,3 juta orang dan memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor sebesar USD 19.579 juta. Bahkan, nilai produksi IKM mencapai 753 triliun rupiah atau memiliki kontribusi sebanyak 10% dalam pembentukan PDB sektor industri terhadap PDB nasional. “Saat ini kita berada dalam kondisi yang memprihatinkan, semenjak kenaikan harga BBM yang sangat mempengaruhi perekonomian nasional.Namun demikian, untuk mempertahankan pertumbuhan perekonomian nasional perlu adanya terobosan-terobosan, terutama dalam rangka meningkatkan daya saing produk IKM serta efisiensi dan produktivitas IKM. Kenaikan harga BBM tersebut memang mempengaruhi Cost Production sekitar 1 % terhadap nilai produksi IKM, untuk itu kami mengharapkan kepada seluruh IKM untuk selalu melakukan inovasi dan kreativitas agar pengaruh dari kenaikan BBM tidak terlalu besar terhadap pengembangan IKM,” kata Dirjen IKM Euis Saedah  saat Pembukaan Pameran Industri Kreatif Yogyakarta di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa  (17/9).

Pameran yang diselenggarakan selama empat hari, mulai tanggal 17 – 20 September 2013, diikuti sebanyak 63 perajin IKM dengan menampilkan berbagai produk unggulannya, antara lain: Batik, tenun, kulit, kayu, rajut, perak, tembaga, kerajinan wayang, herbal, aneka makanan dan lain-lain. “Seperti telah kita ketahui, bahwa Yogyakarta adalah sebagai barometer produk kerajinan yang kaya kreativitas dan menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan wisatawan selama ini. Oleh karena itu, potensi tersebut akan terus ditingkatkan sehingga menjadi komoditas perdagangan yang memiliki daya saing yang tinggi,” jelas dia.

Dia  mengingatkan, dalam perdagangan bebas yang ditandai dengan persaingan yang sangat ketat, tidak saja persaingan usaha dalam negeri akan tetapi lebih lagi pada persaingan antar negara dalam mengisi pasar domestik maupun ekspor. Pada kawasan ASEAN telah disepakati liberalisasi perdagangan dan investasi oleh negara-negara anggota ASEAN yaitu pasar tunggal ASEAN atau yang disebut dengan ASEAN Economic Community (AEC). Pemberlakuan AEC tersebut dapat menjadi tantangan dan sekaligus menjadi peluang bagi IKM untuk memasarkan produknya pada pasar ASEAN tanpa adanya hambatan tarif bea masuk maupun hambatan non tarif barrier lainnya.

Dalam upaya meningkatkan kualitas produk IKM yang sesuai standar dan mutu serta kemampuan memenuhi order yang besar dalam waktu singkat, Kementerian Perindustrian terus berupaya melakukan peningkatan kemampuan SDM IKM melalui berbagai macam pelatihan serta memberikan fasilitasi bantuan mesin peralatan baik program revitalisasi maupun program restrukturisasi untuk dapat meningkatkan produktivitas IKM.

Kementerian Perindustrian juga telah banyak membantu para IKM untuk melakukan promosi dengan memfasilitasi keikutsertaan pada pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Bahkan kehadiran Plasa Pameran Industri telah dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku industri khususnya IKM selama 6 tahun berturut-turut. “Kami mengharapkan berbagai produk kerajinan hasil kreasi perajin Yogyakarta akan semakin dikenal dikalangan masyarakat luas dengan tampilan yang semakin baik dari segi kualitas, desain, kemasan, serta harganya yang kompetitif dan berdaya saing,” pungkas dia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemkot Bekasi Jadikan 7 Sumur Tua di Jatisampurna Sebagai Cagar Budaya

BEKASI-Guna melestarikan cagar budaya di Kota Bekasi, Wakil Wali Kota

Jokowi: Era Jual SDA Sudah Berakhir

JAKARTA-Presiden Joko Widodo menegaskan era menjual sumber daya alam (SDA) sudah