NU: “Pemimpin Sakit, Rakyatpun Sakit”

Friday 15 Mar 2013, 5 : 32 am
by

JAKARTA: Ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU)  menilai kondisi sosial masyarakat saat ini sedang  “sakit”  terlihat dari  tingginya kekerasan dan kriminalitas. Kondisi ini  menjadi manifestasi keadaan pemimpin bangsa sedang “sakit”  sehingga membutuhkan kejernihan melihat keadaan saat ini.
Menurut salah seorang Ketua PBNU, Muyiddin Arubusman, cermin yang dibutuhkan tersebut adalah kejatuhan para pemimpin Indonesia di masa lalu akibat tidak mendengar dan memperhatikan kebutuhan masyarakat. “Masyarakat ini gambaran umum. Yang lebih parah, kalau pemimpinnya juga ‘sakit’. Manifestasi masyarakat adalah pemimpin. Kalau pemimpinnya tidak memikirkan rakyatnya, dia itu sakit. Ke depan, kita harus cari pemimpin yang rada sehat lah,” ujarnya menjelang anjangsana dengan Wakapolri Nanan di Mabes Polri, pagi ini (15/3).

Dalam pertemuan itu mantan anggota komisi IX DPR (2004-2009) asal Flores tersebut didampingi Kyai Maman Imanulhaq, tokoh muda kharismatis  Jawa Barat sekaligus Majelis Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI).

Menurut Muyiddin, seluruh lini masyarakat  saat ini karut marut. “Mentalitas kita adalah budaya instan. Apa yang menjadi masalah masyarakat susah diperhatikan. Meski budaya nrimo masyarakat kita kuat, tapi itu jangan dieksploitasi. Harusnya pemimpin memperhatian kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Salah satu contoh lemahnya kepemimpinan adalah kasus petapan Pendeta HKBP Filadelfia, Bekasi, Palti Hatuguan Panjaitan sebagai tersangka kekerasan terhadap kelompok intoleran oleh Kepolisian Resort Kabupaten Bekasi. “Lagi-lagi ini soal kepemimpinan. Jadi yang diberi tanggung jawab tidak menjalankan tugasnya. Kebersamaan itu harus ditunjukkan kalau kita benar-benar mau mengurus. Dengan kemajemukan masyarakat, dibutuhkan kebijakan,” tegasnya.

Dia menilai jaman Gus Dur, lebih sehat karena hatinya masih lebih baik. Sekarang kedamaian berkurang. Antar aparat saja gontok-gontokan. Berarti ada kekosongan di dalam kepemimpinan. “Kita mendoakan kejadian-kejadian kejatuhan pemimpin Indonesia seperti terdahulu tidak terjadi. Dengan semangat satu bangsa. Hal tersebut tidak terjadi. Kita tetap harus memiliki optimisme dengan masa depan Indonesia,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kembangkan Industri Nasional, Optimalisasi Sumber Daya Mineral Diperlukan

JAKARTA-Mineral merupakan sumber daya alam yang strategis dan penting bagi

Presiden Minta Segera Lakukan Lelang Belanja Modal

JAKARTA-Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kementerian/Lembaga (K/L) yang memiliki anggaran belanja