OJK: Lembaga Layanan Keuangan Bisa Entaskan Kemiskinan

Thursday 20 Oct 2016, 6 : 49 pm
by

JAKARTAKetua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, fenomena kedekatan layanan keuangan dengan masyarakat bisa mengentaskan kemiskinan.

“Di hampir setiap negara terdapat fenomena tersebut. Hal ini juga sejalan dengan keinginan pemerintah dalam menyejahterakan rakyat, salah satunya yaitu dengan cara mendekatkan jarak antara layanan keuangan dengan masyarakat,” kata Muliaman D Hadad di Hotel JS Luwasa, Kuningan, Jakarta, Kamis (20/10).

Muliaman menceritakan pengalamannya beberapa waktu lalu, saat ke Washington DC untuk melakukan pertemuan tahunan IMF dan bank dunia.

Menurutnya, ternyata tema yang dibicarakan juga tidak jauh berbeda, yaitu berbicara tentang bagaimana mendorong industri keuangan menjadi inklusif, bukan eksklusif.

“Sebab kedekatan terhadap pembiayaan tersebut tidak lepas dari fasilitas pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya,” katanya.

“Selama ini OJK terlibat banyak dalam mengkomunikasikan Tax Amnesty, saya termasuk yang ikut selalu keliling kota di Indonesia, bahkan di ajak ke luar negeri untuk mengkomunikasikan tentang manfaat dan bagaimana dampaknya sendiri bagi Industri Jasa Keuangan dan masyarakatnya sendiri,” tambahnya.

Hal ini merupakan tugas dan cita-cita pemerintah yang sangat bersinggungan dengan tugas-tugas OJK.

“Oleh sebab itu kami selalu intens, bagaimana mendekatkan layanan keuangan tersebut,” ujarnya.

Ia menyebutkan, jika ada jarak yang jauh antara modal itu akan susah, tapi jika jaraknya dekat orang-orang bisa berusaha, sehingga ketika seseorang bisa berusaha tentu dia akan terhindar dari kemiskinan, paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bukit Asam Optimis Target Volume Produksi Batubara 41 Juta Ton Tercapai Akhir 2023

JAKARTA-Perusahaan BUMN holding pertambangan MIND ID, PT Bukit Asam Tbk
OJK

Profil Risiko Industri Jasa Keuangan Tetap Normal

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perkembangan dan profil risiko di