Oli Produk Indonesia Masuk Pasar Australia

Friday 2 Mar 2018, 3 : 06 pm
tribunnews.com

JAKARTA-Produk oli dari Indonesia akan menembus pasar Australia melalui Melbourne. Saat ini sudah ada distributor produk PT Pertamina Lubricants di Australia, yang berbasis di Melbourne. “Untuk lebih menguasai pasar, kami akan secara resmi membuka kantor perwakilan PT Pertamina Lubricants di Sydney pada Jumat, 2 Maret 2018,” kata Afandi Anwar, Direktur Utama PT Pertamina Lubricants dalam keterangan pers dari Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne yang diterima di Jakarta, Jumat, (2/3/2018).

Pernyataan itu dia sampaikan dalam pertemuannya dengan Konsul Jenderal Indonesia di Melbourne, Spica A Tutuhatunewa, di Melbourne pada Rabu (28/2).

Tutuhatunewa menyatakan, langkah PT Pertamina Lubricants itu akan semakin memperkuat pemasaran produk Indonesia di Australia yang selama ini selalu diperjuangkan mereka sebagai suatu bentuk konkret diplomasi ekonomi. “Peluang ekspor akan terbuka lebih besar dan akan meningkatkan neraca perdagangan bagi Indonesia,” ujar dia.

Menurut Tutuhatunewa, keberhasilan tersebut bukan hanya menjadi kepentingan pemerintah Indonesia, namun juga menghasilkan keuntungan bersama bagi bisnis, terutama badan usaha milik negara (BUMN) dan distributor.

Sejak tujuh tahun lalu Layser Green Mountain Pty. Ltd telah beroperasi dari Melbourne sebagai distributor oli Fastron untuk pasar Australia, terutama wilayah Victoria dan New South Wales.

Saat ini bisnis distributor itu digerakkan dua orang perantauan Indonesia, Yusuf Balahmar sebagai direktur dan Mohamad Rohmat sebagai general manager dari gudang di daerah pinggiran kota Melbourne.

Kepala Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Sydney, Agung Harris Setiawan menekankan bahwa peluang pasar bagi produk pelumas bermutu tinggi cukup besar dan karena itu ITPC terus mendorong peningkatan ekspor oli ke Australia. ***

Don't Miss

Jimly Penyembuh Luka Keadilan Publik

Oleh: Achmad Nur Hidayat, MPP Jimly Asshiddiqie telah memberikan kontribusi

Pemeliharaan Jalintim Sumatera Pakai Dana Sukuk Rp8,35 Triliun

JAKARTA-Porsi pendanaan infrastruktur dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau