Padi dan Jagung Berpotensi Besar Masuk SRG

Thursday 22 Aug 2013, 2 : 13 pm
by

PANDEGLANG-Pelaksanaan Sistem Resi Gudang (SRG) dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah maupun nasional, terutama dalam penyediaan stok atau penyimpanan komoditi di Gudang SRG sepanjang tahun. Selain itu, dengan adanya persyaratan mutu komoditi dalam penyimpanan komoditi di gudang, pelaksanaan SRG akan memberikan dampak terhadap peningkatan daya saing komoditas/produk dalam perdagangan domestik maupun internasional.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Sutriono Edi, saat membuka acara sosialisasi (SRG) di gudang SRG yang terletak di Desa Teluk Lada Kecamatan Sobang,Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten (Kamis, 22/8).

Menurut Kepala Bappebti, dengan memiliki resi gudang, para pelaku usaha, khususnya petani, kelompok tani, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (UKM) dapat memperoleh kredit di bank tanpa memberikan jaminan atau  fixed asset lainnya, seperti tanah, rumah, dan kendaraan bermotor. “Jaminannya adalah resi gudang itu sendiri yang merupakan bukti kepemilikan barang yang disimpan di gudang, sehingga petani tidak perlu menjual hasil panennya langsung pada saat panen raya dimana harga sedang turun,”jelasnya.

Kabupaten Pandeglang memiliki potensi sumber daya komoditi yang dapat dimasukkan ke dalam SRG yaitu padi dan jagung.

Menurut data Kementerian Pertanian tahun 2008, produksi padi mencapai 560,686 ton dan jagung mencapai 6,551 ton, sementara surplus beras mencapai 216,569 ton dan surplus jagung sebesar 3,347 ton. “Kondisi surplus ini menunjukkan adanya peluang bagi petani maupun UKM di Kabupaten Pandeglang untuk dapat secara optimal memanfaatkan skema SRG sebagai alternatif pembiayaan pasca panen yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan  petani,” ujar Sutriono Edi.

Implementasi SRG di daerah tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama yang sinergis antara Bappebti, pemerintah daerah serta dinas-dinas setempat, pengelola gudang, lembaga penilaian kesesuaian, pusat registrasi, asuransi, lembaga keuangan baik bank maupun non bank, para pelaku usaha baik itu petani/kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan), koperasi, pedagang, serta prosesor/pabrikan dan eksportir.

Untuk itu, Kepala Bappebti berharap agar pihak terkait dapat memanfaatkan secara optimal gudang yang dibangun di wilayahnya. Hal ini penting mengingat manfaatnya yang sangat besar bagi pelaku usaha, terutama petani dan UKM.

Kepala Bappebti mengucapkan terima kasih dan harapan yang besar kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang untuk berperan aktif secara langsung dalam upaya pengembangan implementasi Sistem Resi Gudang melalui gudang yang telah dibangun di wilayah ini melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2012.

Pada acara sosialisasi hari ini,turut hadir Bupati Kabupaten Pandeglang, Pimpinan PT. Pertani, Pimpinan Bank BRI, para pejabat Eselon II di lingkungan Kemendag, Kepala Dinas Perindag dan Pasar Kabupaten Pandeglang, perwakilan dari Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Bank Jabar Banten, serta perwakilan dari instansi terkait lainnya.

Sekilas Mengenai SRG Sistem Resi Gudang sesuai dengan UU Nomor 9 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dalam UU No. 9 Tahun 2011 tentang Amandemen UU No 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang merupakan salah satu instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh para petani, kelompok tani, gapoktan, koperasi tani maupun pelaku usaha (pedagang, prosesor, pabrikan) sebagai suatu instrumen pembiayaan perdagangan karena dapat menyediakan akses kredit bagi dunia usaha dengan jaminan barang (komoditas) yang disimpan di gudang.

Sejak diluncurkan pada tahun 2008,hingga  saat ini Sistem Resi Gudang sudah dilaksanakan di 42 kabupaten/kota meliputi Bener Meriah, Simalungun, Indramayu, Bogor, Subang, Cianjur, Pekalongan, Karanganyar, Bantul, Demak, Jombang, Jepara, Banyumas, Kudus, Madiun, Mojokerto, Sragen, Nganjuk, Ngawi, Situbondo, Banyuwangi, Pasuruan, Probolinggo, Tulungagung, Sampang, Barito Kuala, Lombok Timur, Bantaeng, Sidrap, Pinrang, Gowa, Sumbawa, Grobogan, Sumedang, Ciamis, Tangerang, Lombok Barat, Lebak, Tuban, Pasaman Barat, Deli Serdang dan Kota Makassar untuk komoditi Gabah, Jagung, Beras, Kopi dan Rumput Laut.

Secara akumulatif hingga18 Agustus 2013, telah diterbitkan sebanyak 952 Resi Gudang dengan total volume komoditi sebanyak 39.346,94 ton (33.888,16 ton gabah, 3.737,20 ton beras, 1.374,20 ton jagung, 20,39 ton kopi, dan 327 ton rumput laut) atau total senilai Rp. 189,53 miliar.

Transaksi Resi Gudang menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2012 dimana telah diterbitkan 379 resi dengan nilai mencapai Rp. 93,18 miliar. Jumlah tersebut meningkat sebesar 40% dibandingkan total penerbitan resi sepanjang tahun 2011 yang sebanyak 271 resi dengan nilai mencapai Rp. 40,06 miliar. Meskipun terus mengalami peningkatan, namun potensi

volume hasil panen petani secara nasional masih cukup besar, sehingga volume komoditas yang disimpan dalam gudang SRG masih dapat ditingkatkan. Jika dimanfaatkan secara optimal, SRG ini juga berfungsi sebagai salah satu tolak ukur pemerintah dalam memperhitungkan stok pangan nasional.

Dalam rangka mempercepat pelaksanaan SRG secara nasional, Kemendag bekerja sama dengan pemerintah daerah melakukan pembangunan 97 gudang SRG yang tersebar di wilayah Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

Pada tahun 2012, Bappebti melakukan kegiatan pemetaan terhadap gudang milik swasta. Tujuannya adalah untuk memperoleh data mengenai jumlah gudang milik swasta yang ada di 274 kabupaten dan 16 provinsi di seluruh Indonesia. Kabupaten

Pandeglang termasuk kabupaten yang dipetakan data gudangnya baik gudang yang dimiliki oleh pelaku usaha maupun koperasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menteri Beserta Pejabat Kementerian ESDM Mengisi e-Filling

JAKARTA-Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said beserta

Posisi Utang Indonesia Agustus 2020 Tercatat USD 413,4 Miliar

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meningkat.