PDI P Jangan Terpancing Survey Bayaran

Thursday 5 Sep 2013, 7 : 20 pm
by

JAKARTA-Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan diminta tidak terburu-buru dalam menetapkan calon presiden pada Rapat kerja nasional (rakernas) PDI Perjuangan.  Sebab, ada indikasi, ada survei bayaran yang tujuannya untuk menciptakan kesan seolah-olah seseorang punya kemampuan dan mengajak orang lain untuk mempercayai kesan itu. Karena itu, elit PDI Perjuangan hendaknya waspada dan jangan terpancing dengan berbagai isu yang berkembang di lapangan. “Yang paling utama adalah, PDI Perjuangan jangan terpancing dengan perkembangan politik yang ada terkait dengan pencapresan,” ujar pengamat politik dari FISIP UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta, Teguh Santosa, Kamis (5/9).

Seperti diketahui,  DPP PDI Perjuangan menggelar Rapat kerja nasional (Rakernas) PDI Perjuangan pada Jumat (6/9) dengan agenda konsolidasi partai. Sejumlah DPC PDI Perjuangan di seluruh wilayah Jakarta menyatakan siap tempur dalam menghadapi pemilu legislatif (pileg) 2014 mendatang. Diduga, Rakernas ini menjadi ajang pemantapan capres yang diusung PDI Perjuangan.

Pencapresan itu kata dia terkait dengan masa depan Indonesia dan bukan soal gilirannya siapa. Oleh karena itu, sebaiknya PDI Perjuangan bersabar dan tidak terseret pada hasil berbagai survei mengenai popularitas dan elektabilitas tokoh-tokoh yang disebutkan pantas menjadi pimpinan nasional.  “Berbagai survei itu hanya mengukur sentimen publik saat survei dilakukan. Sementara masih ada waktu yang cukup panjang untuk menguji bukan hanya popularitas, tetapi juga prestasi yang semestinya dijadikan pondasi elektabilitas,” ujar Teguh.

Menurut Teguh, akurasi lembaga survey perlu dipertanyakan. Sebab, ada indikasi, lembaga survei dibayar untuk menciptakan popularitas seorang tokoh. “Ini yang dikenal sebagai bandwagon effects,” jelas dia.

 Bandwagon effects adalah kegiatan kehumasan dengan pengertian derogatif atau negatif yang bertujuan untuk membuat orang percaya berdasarkan kondisi dan situasi tertentu serta berharap publik mengikuti kondisi tertentu tersebut. “Dan diimbau bahwa publik seharusnya tidak mudah terbujuk rayu, apalagi tertipu dengan melihat hasil survai. 2014 adalah tahun yang krusial tidak hanya bagi PDI Perjuangan tetapi juga bagi Indonesia yang sedang menghadapi tantangan berat dari lingkungan regional maupun global. Kesalahan menentukan pimpinan nasional bisa membuat krisis yang menggelayuti langit Indonesia berubah menjadi badai bencana,” ujar pengamat politik dari UIN tersebut.

Teguh menyakini Megawati adalah tokoh senior yang memiliki kemampuan membaca situasi. Sehingga, Megawati tidak akan terburu nafsu mencalonkan dirinya atau orang lain. “Sebagai mantan Presiden, sepengamatan saya masih mau melihat bukti dan prestasi kader-kader PDI Perjuangan yang sedang menjabat di berbagai tempat. Juga ia sedang mengamati ketokohan seperti apa yang dibutuhkan bangsa ini untuk menghadapi tekanan yang bukan tidak mungkin akan semakin berat bagi Indonesia pasca 2014,”  tegas pengamat dari UIN Syarief Hidayatullah tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menaker Harus Tingkatkan Perlindungan Bagi Seluruh Pekerja Indonesia

JAKARTA-Para Menteri Ketenagakerjaan dari Anggota Kelompok 20 Negara atau Government

Vaksin Covid-19 Telah Teruji dan Minim Efek Samping

JAKARTA-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima vaksin COVID-19 dosis kedua,