Pelemahan Rupiah Belum Untungkan Eksportir?

Monday 17 Sep 2018, 12 : 39 am
matanurani.com

JAKARTA-Kalangan pengusaha perlu terus digenjot meningkatkan ekspor. Karena setiap pelemahan rupiah menguntungkan komoditas ekspor. Namun begitu persyaratan ekspor mestinya dipermudah.

“Sedangkan kebijakan ekspor tak kunjung dipermudah, bahkan semakin dipersulit,” kata Wakil Ketua Partai Hanura Benny Pasaribu kepada wartawan di Jakarta, Minggu (16/9/2018).

Demikian juga sistim perdagangan, kata mantan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), khususnya perdagangan dalam negeri. Bahkan untuk berbagai macam komoditas yang cenderung makin panjang.

“Sehingga melemahkan daya saing produk kita di dalam negeri, termasuk dengan persyaratan SNI, dan sebagainya,” tambahnya.

Didesak kemungkinan mendorong reshufel Mendag Enggartiasto, lanjut Benny, mengganti Mendag itu adalah hak prerogatif Presiden. “Kita hanya bisa bicara bahwa terjadi kebijakan impor yang cenderung berlebihan hingga merugikan petani dan menghabiskan devisa,” ungkapnya lagi.

Lebih jauh Benny menjelaskan kecenderungan barang impor yang membanjiri pasar dalam negeri memang tanggung jawab Mendag. Selain membuang devisa, produksi dalam negeri dan kesejahteraan petani akan tertekan.

Jika impor dimaksudkan untukk menjaga stabilitas harga, sambungnya, maka kebijakan tarif akan lebih bagus dari pada kebijakan kuota. Melalui kuota itu selalu dikaitkan publik dengan kartel/ persekongkolan impor untuk mendapatkan rente yg sangat besar.

“Hal itu sudah rahasia umum. Sedangkan kalau dengan tarif, maka penerimaan negara akan meningkat dari setiap impor, siapapun importirnya,”paparnya.

Menyinggung soal daya tahan APBN, kata anggoat KEIN, tentu saja makin kuat jika terjadi penguatan US dollar thdp Rupiah. Karena setiap penurunan Rp 100 akan menaikkan penerimaan APBN Rp 4 triliunan.

“Apalagi jika pengadaan barang modal dlm APBN bisa menggunakan produk dalam negeri maka APBN akan semakin diuntungkan,” jelasnya.

Dengan penguatan US dollar maka ekspor akan meningkat dan impor akan berkurang. Sehingga produksi dalam negeri akan meningkat juga.

“Apabila ada kebijakan kenaikan tarif terhadap barang-barang impor terutama barang konsumsi maka selain membatasi impor, produksi dalam negeri juga akan meningkat,”pungkasnya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Dipicu Ekspektasi Pemangkasan Produksi, Harga Minyak Dunia Menguat

JAKARTA-Harga minyak mentah dunia menguat pada penutupan perdagangan Senin (4/9/2023)
Jasmerah merupakan pesan yang masih sangat relevan sampai saat ini. Karena para elit bangsa Indonesia cenderung meninggalkan sejarah. Melupakan sejarah.

Penerimaan Pajak Q3/2020 Memburuk, Resesi Semakin Dalam?

Oleh: Anthony Budiawan Mengejutkan, ekonomi sebagian besar negara-negara maju menunjukkan