Pembangunan Infrastruktur Dijadikan Simbol Keberhasilan Penguasa

Wednesday 31 Jan 2018, 9 : 10 pm
infobanknews.com

JAKARTA–Keluarga Alumni KAMMI (KA-KAMMI), yang dibentuk 12 November 2016 akan mengadakan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) nya pada Sabtu-Ahad, 3-4 Februari 2018 di Hotel Royal Kuningan Jakarta. Dalam Mukernas ini, KA-KAMMI mengusung tema besar “Indonesia Baru, Pemimpin Baru, Arah Baru Indonesia”.

Fahri Hamzah selaku Presiden KA-KAMMI yang didampingi sejumlah pengurus KA-KAMMI dalam keterangan persnya di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018), menyampaikan bahwa Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin baru dan arah baru Indonesia.

Disampaikan Fahri yang juga Wakil Ketua DPR RI itu, bahwa berbagai masalah yang dihadapi rakyat, karena negeri ini dikelola dengan narasi yang gamang, seperti slogan ‘kerja, kerja, kerja’ tanpa perencanaan dan agenda yang jelas di masa depan. “Kita seperti berjalan hanya untuk hari ini dan kepentingan jangka pendek. Pembangunan infrastruktur telah dijadikan simbol keberhasilan penguasa saat ini, sehingga menghiraukan program keberhasilan yang telah di capai penguasa sebelumnya,” katanya.

Rakyat, menurut politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, telah diabaikan dan menjadi korban pencitraan. Di lain sisi, banyak oknum dan pihak-pihak tertentu mendapatkan jatah pengelolaan SDA yang melimpah. “Rakyat telah mengeluh akan situasi hidup sehari-hari. Program Nawacita yang menjadi konsep dasar pembangunan dalam kampanye dan menjadi cit-cita mulia, mulai redup dari telinga kita,” ucapnya.

Bahkan, Fahri melihat kesenjangan ekonomi terjadi yang melebar dan terus melebar, termasuk, pembelahan akibat pilihan politik pun terjadi yang ironisnya, negara menjadi aktor pemicu pembelahan. Isu radikalisme dan ekstrimisme adalah strategi kaum populis di pra-pertarungan elektoral Eropa dan Amerika sekarang ini akan di ujicobakan.

“Di Asia, juga Indonesia. rakyat menderita. Maka itulah, rakyat hari ini butuh makan, sandang dan pangan. Juga butuh kepastian dan harapan, mereka ingin diperhatikan layaknya manusia yang beradab dan merdeka di negeri yang kaya raya ini,” katanya sambil menyebut konflik sosial dan politik menyebabkan rakyat telah lelah dan menderita.

Karenanya, Fahri tidak memungkiri kalau rakyat ingin semua pemimpinnya bersatu dalam ikatan kebangsaan, juga butuh pemimpin yang dapat mewujudkan janji dan cita-cita kemerdekaan. “Pemimpin yang tahu tentang apa yang dirasakan dan merasakan apa yang diinginkan. Mereka ingin merdeka dari berbagai penderitaan dan tekanan berbagai dimensi kehidupan,” tegas anggota DPR RI dari dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Mukernas KA-KAMMI hadir dalam rangka upaya mewujudkan Indonesia Baru yang lebih Religius, Demokratis dan lebih Makmur. Untuk mewujudkan itu semua Indonesia membutuhkan Pemimpin Baru yang membawa Arah Baru Indonesia. Oleh sebab itu dalam Mukernas KA KAMMI akan membahas dan memutuskan :

1. Konsep dan arah baru Indonesia ke depan
2. Calon Presiden Alternatif yang akan diusulkan oleh KA KAMMI kepada partai politik dan public
3. Pawai Kebangsaan sebagai cara organisasi KA KAMMI dalam mengawal Indonesia Baru, Pemimpin Baru dan Arah Baru Indonesia, serta menghimpun semua kekuatan bangsa dalam rangka mewujudkannya

Mukernas KA-KAMMI akan dibuka oleh Ketua DPR RI dan juga akan diadakan studium generale 1 dengan nara sumber perwakilan partai-partai politik dengan tema capres alternatif dalam perspektif partai-partai politik. Kemudian dilanjutkan dengan studium generale 2 yang akan menghadirkan Tokoh Nasional M. Anis Matta. ***eko

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BNN Ungkap Kasus TPPU Narkoba Senilai Rp 142 Miliar

JAKARTA-Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mengungkap Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang berasal dari kejahatan narkotika, dengan nilai aset sebesar Rp142.058.158.337,00. “Adapun barang bukti yang berhasil disita adalah: sabu sebanyak 2,8 ton, ekstasi 707.864 butir, ganja 4,1 ton, dan lahan ganja seluas 69 hektar,” ujar Kepala BNN, Komjen Budi Waseso di Jakarta, Minggu (25/6). Buwa mengungkapkan pencapaian pihaknya dalam upaya penanggulangan Narkoba baik dalam bidang pengurangan permintaan (demand) dan pengurangan pasokan (supply). Dalam hal pengurangan demand melalui pencegahan, BNN telah melakukan upaya peningkatan ekstensifikasi dan intensifikasi komunikasi, informasi dan edukasi penyalahgunaan Narkoba ke seluruh Indonesia. Dalam hal ini, BNN menggunakan sarana media massa dan sosialisasi langsung. “Dalam bidang pemberdayaan masyarakat, BNN juga telah membentuk satgas anti Narkoba di seluruh daerah di Indonesia dengan total 19.854 orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, swasta, instansi pemerintah dan masyarakat,” kata Buwas. Menurut dia, langkah masif ini merupakan sebuah strategi jitu dalam menciptakan “people power” melawan jaringan Narkoba. Selain itu untuk mendeteksi dini penyalahgunaan Narkoba di lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja, BNN juga telah melakukan tes urine terhadap 186.533 orang.”Di mana teridentifikasi positif sebanyak 1.176 orang atau 0,63%,” ujar Buwas. Sedangkan dalam konteks pengurangan supply melalui pemberantasan, dalam kurun waktu 2015 sampai dengan Juni 2016, telah terungkap sebanyak 1.015 kasus dari 72 jaringan sindikat Narkoba. “Baik yang ditangani oleh BNN maupun BNN Provinsi, dengan tersangka sejumlah 1.681 orang,” terangnya. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan peredaran dan konsumsi Narkotika serta obat-obatan terlarang di kalangan masyarakat Indonesia memberikan kerugian ekonomi yang cukup besar. Dari sisi ekonomi, pada tahun 2015, narkoba telah menimbulkan kerugian sampai dengan Rp 63 triliun. Presiden Joko Widodo mengatakan total dana itu yang digunakan pengguna dan pengecer untuk membeli narkoba, serta membiayai pengobatan dan rehabilitasi bagi pengguna Narkoba. “Selain itu, kerugian terjadi akibat pencurian barang untuk beli narkoba,  kerugian akibat biaya rehabilitasi dan biaya-biaya yang lainnya,” kata Presiden Jokowi saat menghadiri puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016, di Pinangsia Taman Sari, Jakarta, Minggu (26/6) Selain kerugian material, Jokowi mengatakan, peredaran narkoba juga telah merusak kehidupan masyarakat. Berdasarkan data yangdimilikinya, pada tahun 2015 angka kejadian pengguna narkoba mencapai 5,1 juta jiwa. “Dan paling menyedihkan, 40 sampai 50 generasi mudah kita tiap hari mati akibat narkoba,” katanya.

Menteri ESDM Terus Dorong Peningkatan Investasi Transisi Energi Indonesia 

JERMAN- Indonesia terus mendorong investasi di bidang energi terbarukan dan