Pemerintah Buka Peluang Impor Hortikultura

Tuesday 3 Jun 2014, 1 : 15 pm
by

JAKARTA-Pemerintah membuka peluang dilakukannya impor hortikultura guna memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat dan mengantisipasi lonjakan kenaikan harga yang berlebihan, pada bulan Ramadhan atau sekitar Juni-Juli 2014. “Kita akan lihat sejauh mana sensitifitasnya. Tugas negara itu menyeimbangkan petaninya harus tetap hidupnya sejahtera dan konsumennya tidak diberatkan. Jadi kita tidak otomatis harga naik kita akan impor mungkin juga ada harga naik kita tidak perlu impor kita lihat situasinya,” kata Menko Perekonomian Chairul Tanjung di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (2/6).

Menurut CT, panggilan akrab Chairul Tanjung, pemerintah akan terus memonitor secara detail pergerakan harga-harga bahan pangan, agar tidak ada kenaikan harga yang berlebihan. “Biasanya menjelang puasa dan Lebaran pasti akan terjadi kenaikan harga tetapi yang perlu kita jaga peningkatan harga itu tidak keterlaluan. Di sinilah fungsi kita,” tuturnya.

Menko Perekonomian itu mengaku telah memerintahkan Menteri Pertanian untuk mengontrol secara ketat dari sisi supplay dan Menteri Perdagangan mengontrol dari sisi supplay chain dan demand. “Hari Rabu (4/6) kita akan terima hasil pemantauan harga-harga bahan pangan dari Badan Pusat Statistik (BPS), kemudian kita akan rakor lagi terkait masalah pangan,” ungkap CT.

Berdasarkan data BPS sejumlah komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan harga pada Mei 2014 antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, tomat sayur, jengkol, sawi hijau, tomat buah, bawang merah, dan minyak goreng. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai rawit, cabai merah, beras, bayam, buncis, dan kacang panjang.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BI Perkirakan Pertumbuhan Kredit Triwulan IV 2015 Meningkat

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit baru akan semakin menguat

BTN Jadi Sponsor Klub Basket CLS Knights Indonesia

JAKARTA-Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Budi Satria meninjau