Pengaruh PKB Cukup Besar, Cak Imin Sering Disebut Cawapres

Monday 16 Jul 2018, 6 : 50 pm

JAKARTA-Penyebutan nama Ketum PKB A. Muhaimin Iskandar atau Cak Imin oleh Jokowi sebagai salah satu cawapres dari lima cawapres yang ada dikantonginya, tentu menjadikan Cak Imin dan PKB sangat spesial. Hal itu beralasan, karena suara PKB dan nahdliyin sangat ebsar. “Di pilkada Jawa Timur Saifullah Yusuf – Puti (PKB dan PDIP) dan Jawa Tengah, Sudirman Said – Ida Fauziyah (Gerindra, PKB, PAN, PKS) kenaikan suara di kedua pilgub itu adalah suara PKB sekitar 8 juta. Tentu suara ini jadi pertimbangan politik realistis Jokowi untuk dua priode,” tegas pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia ( Sigma), Said Salahudin, Senin (16/7/2018).

Karena itu kata Salahuddin, kalau PKB meninggalkan koalisi Jokowi, tentu menjadi ancaman tersendiri di pilpres 2019 nanti. Apalagi untuk Pilgub Jateng suaranya 41 % atau sekitar 3 juta milik PKB, sedangkan di Jatim 46 % atau sekitar 5 juta suara PKB. “Memang suara PKB tak bisa dianggap sepele,” ujarnya.

Dengan demikian kata Salahuddin, meski belum benar-benar ditunjuk sebagai cawapres, tapi penyebutan nama Cak Imin secara langsung oleh Jokowi mempunyai makna politis tersendiri. Sehingga PKB sebagai parpol paling spesial diantara parpol pendukung Jokowi yang lain.

Cak Imin sebagai cawapres itu menjadi anugerah bagi PKB yang tidak didapatkan oleh parpol pendukung Jokowi lainnya. Apalagi Jokowi mengatakan daftar cawapresnya sudah mengerucut menjadi lima nama. “Itu artinya, selain Muhaimin, tersisa empat nama lagi. Diantara yang empat itu disebut-sebut ada juga nama tokoh dari luar parpol,” ungkapnya.

Artinya lanjut Salahuddin, peluang Golkar, PPP, NasDem, Hanura, dan parpol lain untuk menempatkan kadernya sebagai pendamping Jokowi menjadi semakin kecil. “Penyebutan nama Cak Imin sebagai salah satu cawapres merupakan keberhasilan strategi PKB memengaruhi Jokowi,” jelas Salahuddin lagi.

Diantara strategi itu sejak jauh-jauh hari Cak Imin dan elit PKB gencar melempar jargon: “PKB akan mendukung Jokowi jika Muhaimin yang menjadi cawapres, meluncurkan JOIN (Jokowi-Cak Imin), Cinta (Cak Imin untuk Indonesia), Jokowi akan terancam kalah”, dan lain lain.

Strategi PKB itu terbukti efektif. Sebab jika syarat itu tidak dipenuhi, maka jika dibaca secara ‘a contrario’ itu artinya ada kemungkinan PKB akan mendukung capres yang lain. Ini kata dia, tentu tidak diharapkan oleh Jokowi.

Strategi PKB itu bahkan seolah menempatkan dirinya sebagai kelompok ‘oposisi’. “Strategi politiknya komunikasi langsung dengan SBY, Prabowo dan lain-lain untuk menjajaki peluang poros ketiga. Termasuk dengan kubu Prabowo. Jadi, PKB cukup berhasil meski belum pasti menjadi cawapres Jokowi,” pungkasnya. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Anggaran Baju Seragam PNS DPR Capai Rp 1 Miliar

JAKARTA-Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp.1.065.000.000 untuk membuat
PT Samudera Indonesia Tbk

Uang Beredar November 2021 Sebesar Rp7.572,2 Triliun

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam