Pengaruhi Pertumbuhan, Proses Pengadaan Barang APBN Dilakukan Mulai Januari

Wednesday 6 Nov 2019, 3 : 04 pm
by
Rakornas
Presiden Jokowi didampingi Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharsono Monoarfi dan Kepala LKPP Roni Dwi Susanto membuka Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019, di Plenary Hall JCC, Jakarta, Rabu (6/11) pagi.

JAKARTA-Peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap masih sangat penting meski kontribusi swasta di bidang ekonomi sangat dominan.

Oleh sebab itu, pengadaan barang dan jasa merupakan penggerak penting yang memacu pentingnya sebuah pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun di daerah.

“Apalagi untuk daerah-daerah yang swastanya belum kuat, ini urusan APBD akan memberikan trigger, akan memacu perputara uang yang ada di daerah, dan tentu saja memacu pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutan pada acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019, di Plenary Hall JCC, Jakarta, Rabu (6/11) pagi.

Menurut Presiden, dalam APBN 2020 telah ditetapkan anggarannya. Secara garis besar, lanjut Presiden, Rp423 triliun untuk belanja infrastruktur, kemudian Rp508 triliun untuk pendidikan, dan Rp132 triliun untuk kesehatan.

Ia menambahkan belum bidang-bidang yang lainnya. Dengan anggaran sebesar ini, menurut Presiden, tantangannya adalah alokasi yang efektif. Alokasinya harus efektif walaupun kebijakan alokasi anggaran itu berada dalam kewenangan kementrian/lembaga.

Namun, Presiden menegaskan, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dapat proaktif mempercepat proses belanja anggaran agar segera menggerakkan perekonomian.

“Jangan sampai modal yang lalu-lalu, cara-cara yang lama masih kita gunakan. Tadi saya masih lihat tadi Pak Roni (Roni Dwi Susanto, Kepala LKPP, red) menyampaikan, ini bulan November masih ada e-tendering Rp31 triliun,” ungkap Presiden seraya mengingatkan, ini sudah tinggal November-Desember masih e-tendering.

Menurut Presiden, meskipun e-tendering ada yang cepat 3 hari, ada yang 15 hari, ada yang 45 hari. Tapi ini urusan konstruksi. Tinggal 2 bulan masih urusan konstruksi, masih lelang konstruksi.

“Ini enggak bisa diterus-teruskan,” tegas Presiden Jokowi seraya menambahkan, kualitasnya pasti jelek. Jembatan ambruk. Ya karena ini. November masih tender. “SD ada ambruk gedung, karena apa? Ya ini gini-gini ini. Kerja cepet-cepetan dan pas kerja pas bulannya basah bulan hujan. Ya sudah ngerti lah kita, enggak mungkin kita membuat konstruksi semua pekerjanya pakai payung, nggak mungkin,” ucap Presiden seraya menekankan, agar jangan seperti ini diulang lagi. “Tahun depan nanti kalau ada laporan lagi, Pak Roni, e-tendering seperti itu akan saya lihat di kabupaten mana, di kota mana, di provinsi mana, atau di kementerian apa,” kata Presiden mengingatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menko Airlangga Hartarto

Investasi Penting Tumbuhkan Industri Substitusi Impor dan Orientasi Ekspor

JAKARTA – Pemerintah sedang giat mendorong peningkatan investasi di Indonesia, baik

Didukung BNI, Bisnis Dekorasi Rumah Sukses Manfaatkan Limbah Spare Part

JAKARTA-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sukses dalam mendorong