JAKARTA-Gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan datang memiliki sejumlah tantangan yang sangat besar.
Selain menjaga inflasi, Gubernur BI terpilih harus bisa memitigasi moneter serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang belakangan ini cendrung terdepresiasi sangat besar sekali.
“Kalau misalnya pak Agus (Agus Martowardoyo_red) terpilih maka tantangan terberat diawal kepemimpinannya, ada pada usaha pengendalian inflasi yang dalam dua bulan terakhir menunjukkan tren peningkatan,” ujar Kepala Ekonom PT Mandiri Sekuritas, Destry Damayanti usai memberi masukan mengenai pencalonan Gubernur BI dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (20/3).
Menurut dia, persoalan yang dihadapi bank sentral ke depan sangat berbeda dengan tantangan tahun sebelumnya, karena adanya pengambilalihan fungsi pengawasan mikroprudensial oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Di sini BI juga harus meningkatkan konsentrasinya ke sektor riil dan juga moneter,” imbuh dia.
Kendati tantangan berat, dia meyakini, Agus Martowardoyo bisa mengatasinya.
Salah satu keunggulannya adalah visi kepemimpinannya yang sangat kuat.
Hal ini sangat dibutuhkan, terutama dalam rangka meningkatkan efektivitas koordinasi dengan sektor industri.
“Pak Agus memiliki kemampuan pada sisi leadership, sehingga persoalan kesiapan industri yang akan mendukung sektor riil akan berjalan lebih baik,” tutur dia.
Akan tetapi, lanjut Destry, persoalan baru yang akan muncul justru ada pada penangan kebijakan fiskal.
Karena itu, dia berharap, pengelolaan fiskal dipegang oleh figur yang ada di dalam Kementerian Keuangan.
“Concenr kita sekarang ini, siapa yang pegang fiskal. Tentunya harus dipegang oleh orang mengerti dan jangan orang baru,” jelas dia.