Penyerang Rumah Ibadah dan Pemuka Agama, Itu Musuh Bangsa

Monday 12 Feb 2018, 7 : 57 pm

JAKARTA-Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menegaskan bahwa penyerangan terhadap rumah ibadah dan simbol-simbolnya, baik Pastur, Pendeta, Ustadz, Ulama muapun Kyai, sama saja serangan kepada jantung bangsa Indonesia. “Kita menyesalkan terjadinya insiden tersebut. Dan, yang mengacau rumah ibadah dan simbol-simbol agama adalah musuh bangsa, siapa pun dia. Apalagi, provokasi ini rutin dan kita tidak boleh terpengaruh atau menjadi tidak percaya diri bahwa kita bangsa cinta damai,” tegas pinta Fahri dihubungi wartawan, Senin (12/2/2018).

Pernyataan Fahri ini disampaikan, terkait peristiwa penyerangan dan aksi kekerasan yang sebelumnya menyasar KH Umar Basri, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Pengasuh Pesantren Al-Hidayah di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat pada 27 Januari 2018. Kemudian hal serupa kembali menyasar HR. Prawoto, Komandan Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) di Blok Sawah, Kelurahan Cigondewah Kaler, Kota Bandung pada 1 Februari 2018.

Selanjutnya, baru saja pada Ahad (11/02/2018) terjadi lagi kekerasan di Gereja St. Lidwina Bedog, Kab Sleman, Yogyakarta. Romo Edmund Prier SJ beserta jemaahnya diserang saat melakukan misa.

Melanjutkan pernyataannya, Wakil Ketua DPR Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Koorkesra) itu meminta kepada negara secepatnya bertindak, tanpa membeda-bedakan golongan. “Negara harus hadir dan bertindak atas penyerangan tersebut,” ujarnya.

Menurut politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, rumah ibadah haruslah dijaga. Bahkan, ia menyamakan rumah ibadah dengan hati, yang harus dijaga karena bila terluka maka akan membuat dunia bergoncang. “Setiap kita mendengar ada rumah ibadah yang diserang, dada kita selalu terus berdegup kencang. Entahlah, mungkin karena kita tahu bahwa yang diserang adalah rumah kita sendiri, tak peduli apapun agama dan keyakinan,” katanya.

Sebagaimana hati, lanjut dia, rumah ibadah adalah juga tempat iman dijaga, ditanam, disemai dan dipelihara hingga berbuah menjadi lentera dalam hidup. “Rumah ibadah adalah empat bersinarnya kebaikan dan tempat kita saling menjaga batas pribadi, bahwa ada yang tak dapat di-lintas batas,” ungkapnya.

Lantas Fahri mengutip ‘bagimu agamamu, bagiku agamaku’. Dia mengingatkan bahwa rumah ibadah tidak boleh disentuh senjata meskipun perang. “Dalam perang pun, rumah ibadah adalah tempat yang tak boleh disentuh senjata. Orang yang memasukinya adalah yang tidak ingin lagi berperang dan bersedia memasuki jalur perdamaian maka ia juga tak boleh disentuh. Jika dalam perang pun demikian, Bagaimana lagi dalam damai?” paparnya.

Diakhir pernyataanya, Fahri Hamzah menyampaikan simpatinya kepada yang terluka, langsung atau tidak langsung, baik itu Pastor, Ustadz, Pendeta, Kyai, Pedanda, Bhiksu dan semua yang merasa telah diganggu. “Hadirlah diantara Ummat. Di antara bangsa. Di antara mereka yang akan menjadi pagar penjaga iman bangsa,” tutupnya.***

Don't Miss

Bank DBS Indonesia Hadirkan Batavia Global ESG Sharia Equity USD

JAKARTA-Bank DBS Indonesia berkomitmen menerapkan misi sustainability atau bisnis keberlanjutan.

Leader di Era Revolusi Industri 4.0

Oleh: Yudi Candra -Leading with Value- Revolusi industry terus bergulir,