Perang Dagang Belum Mengubah Dinamika Investasi Global

Wednesday 15 May 2019, 4 : 49 pm
by

Malaysia: Angka pertumbuhan PDB untuk triwulan pertama 2019 tersedia minggu ini dan ekspektasi jelas condong ke bawah. PDB diproyeksikan tumbuh 4,2% YoY, turun dari 4,7% pada periode sebelumnya. Angka ini juga di bawah kisaran perkiraan resmi PDB setahun penuh, sebesar 4,3-4,8%.

Penyebab utama penurunan ini kemungkinan berasal dari luar. Seperti di banyak negara berkembang di Asia, pertumbuhan ekspor dan hasil industri menurun dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini dapat disebabkan oleh ketegangan perdagangan AS dengan Cina, dan perlambatan permintaan global, yang luas. Malaysia tidak terkecuali. Selain itu, investasi bisa tetap lemah. Pertumbuhan kredit bisnis mencapai puncaknya dan terlihat menurun. Impor barang modal, proksi untuk permintaan investasi, terus berkontraksi sejak 19 September, rata-rata -11,5% dalam enam bulan terakhir. Ini menunjukkan prospek lemah untuk pertumbuhan investasi domestik.

Pertumbuhan konsumsi bisa berlanjut, tetapi prospeknya kurang memberi harapan. Meskipun penjualan ritel tetap tumbuh dua digit, berkat pengecualian pajak barang dan jasa (GST) pada pertengahan tahun lalu, sentimen konsumen tampaknya telah mencapai puncaknya dan cenderung menurun. Sebenarnya, ini bisa menjelaskan mengapa Bank Negara memotong suku bunga kebijakan semalam (Overnight Policy Rate, OPR) sebesar 25 basis poin baru-baru ini. Kami melihat ini sebagai langkah pencegahan terhadap risiko penurunan pertumbuhan. Pertumbuhan PDB setahun penuh diperkirakan sebesar 4,5%, turun dari 4,7% pada periode sebelumnya.

Singapore: Ekspor domestik non-minyak untuk bulan April diperkirakan tetap berada di zona merah. Angka PDB, yang akan keluar akhir minggu ini, diproyeksikan menyusut 9,0% YoY. Meskipun ini adalah peningkatan marjinal dari penurunan lebih dalam (-11,7%) pada bulan sebelumnya, hal ini menggarisbawahi kenyataan bahwa pengaruh eksternal sangat kuat, dan bahwa prospek ekspor tetap suram. Sementara itu, kami mengharapkan peningkatan bertahap dalam beberapa bulan mendatang karena pertumbuhan positif di AS dan dorongan kebijakan dari Cina; babak baru perselisihan dagang di antara kedua raksasa global tersebut sekali lagi telah membayangi kinerja ekspor.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

PADMA Desak Menaker Segera Mempercepat MoU dengan Malaysia

“OMNI ini jelas dikelola oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Sayangnya,

Tumbuh 243,93%, Laba Gudang Garam Tembus Rp3,29 Triliun di Semester I 2023

JAKARTA-Laba bersih PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melesat 243,93% menjadi