Perlu Keseriusan Dorong Industri Olahan Gambir

Monday 22 Feb 2016, 8 : 04 pm
kemenperin.go.id

JAKARTA-Kementerian Perindustrian mendorong industri pengolahan gambir untuk meningkatkan nilai tambah. Pengembangan industri berbahan baku natural itu diharapkan mendongkrak pendapatan petani gambir. “Komoditas Gambir punya potensi diolah lebih lanjut dan memasok ke banyak industri seperti kosmetik, farmasi, tekstil, cat, tinta dan penyamakan kulit,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Senin (22/2/2016).

Sumatera Barat merupakan sentra produksi gambir di Indonesia dan memasok komoditas ini ke pasar dunia. Setiap tahun, produksi gambir dari provinsi ini menembus 17 ribu ton. “Tentu nilai tambahnya meningkat dibanding hanya dijual dalam bentuk mentah seperti selama ini,” ujarnya.

Kemenperin, melalui Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) Padang, Sumbar juga mengembangkan buah gambir untuk menjadi tinta pemilu, tinta stempel, pewarna tekstil, penyamakan kulit dan antoksidan yang alami. Keunggulan stempel dan tinta dari gambir ini tahan rembes ketika digunakan pada media kertas. Produk ini telah dipakai di lingkungan Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota.

Guna memacu pengolahan lebih lanjut, Kemenperin berencana memfasilitasi pertemuan pemangku kepentingan pengolahan gambir antara lain pengusaha, asosiasi industri, perusahaan farmasi, kosmetik, hingga petani dan pemerintah daerah. “Pertemuan ini diharapkan mengakselerasi pengembangan,” ujar Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Harjanto.

Harjanto mengakui Indonesia banyak beroperasi perusahaan farmasi dan kosmetik seperti Mustika Ratu, Sari Ayu Martha Tilaar, Kimia Farma, Kalbe Farma dan perusahaan multinasional seperti Unilever, L’Oreal, P&G, dan Johnson & Johnson.

Andrinof mengatakan, pengembangan gambir diarahkan memperluas ragam produksi dan menumbuhkan industri antara serta hilir. “Kita selama ini mengekspor gambir mentah ke Singapura, lalu oleh trader dibawa ke India untuk diolah menjadi bahan setengah jadi. Selanjutnya dikirim ke Eropa, memasok industri kosmetik, farmasi dan lain-lain,” kata Andrinof yang merupakan mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan kini menjabat Komisaris Utama PT Angkasa Pura I (persero).

Menurutnya, harga gambir di tingkat petani sebesar Rp20 ribu per kilogram, sedangkan industri kosmetik mengimpor gambir yang telah diolah oleh pabrikan luar negeri dengan harga Rp1 juta per 1 miligram. Turut hadir mantan Wakil Bupati Lima Puluh Kota, Asyirwan Yunus dan Guru Besar Universitas Andalas Profesor Werry Darta Taifur. **aec

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

DPR: Hentikan Izin TV Yang Promosikan LGBT

JAKARTA-Komitmen lembaga penyiaran khususnya televisi terkait penghentian kampanye fenomena lesbian,

Ganjar Bersama Para Kiai dan Masyarakat Sumsel Doakan Rakyat Palestina

PALEMBANG-Calon Presiden Ganjar Pranowo menegaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina. Bahkan,