Pertamina EP Ambil Alih Pengelolaan Lapangan Sembakung

Monday 23 Dec 2013, 1 : 52 pm
by
perolehan laba bersih MEDC tersebut ditopang oleh raihan pendapatan selama enam bulan pertama tahun ini yang meningkat menjadi USD636,29 juta dari USD569,81 juta pada Semester I-2020
ilustrasi

TARAKAN-Pasca berakhirnya kontrak  Technical Assistance Contract  (TAC) antara PT Pertamina dan PT Medco E&P untuk mengelola Lapangan Sembakung yang terletak di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (dahulu Kalimantan Timur).

Dengan demikian maka sejak tanggal 21 Desember 2013 pukul 24:00 WITA, Lapangan Lembakung kembali dikelola secara penuh oleh PT Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina EP.

Sampai saat ini, lapangan Sembakung memproduksi 1500 BOPD yang diperoleh dari sekitar 70 sumur dan gas yang dialirkan untuk pembangkit PT PLN Nunukan dan Sebatik.

“Pasca pengelolaan lapangan sembakung ini, Pertamina EP tentu sudah memiliki rencana kerja dan strategi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas dari kondisi yang sekarang. Hal ini tidak terlepas dari bagian strategi “agresive upstream” usaha hulu” ujar PR Manager PT Pertamina EP Agus Amperianto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (23/12).

Sementara itu, fokus pengelolaan kegiatan operasi TAC Pertamina – Medco E&P Sembakung sejalan dengan komitmen manajemen Pertamina EP untuk tumbuh bersama lingkungan, maka program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan  akan tetap dipertahankan.

Program-program pengembangan masyarakat meliputi berbagai aspek seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya.

Misalnya, pemberdayaan petani dengan program padi SRI Organik, pengobatan massal, alat pertanian, sarana jalan dan jembatan,  acara -acara keagamaan, serta bantuan bencana.

Beberapa penghargaan yang berhasil diraih pada masa pengelolaan TAC Pertamina – Medco E&P Sembakung adalah 2 (dua) kali Penghargaan PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup serta 2 (dua) kali Penghargaan PROPER Emas dari BLHD Provinsi Kalimantan Timur untuk periode tahun 2011-2012 dan tahun 2012-2013.

“Kami berharap keberadaan lapangan sembakung yang nantinya dikelola Pertamina EP akan senantiasa memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat serta didukung penuh oleh seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder yang ada di lapangan” pungkas Agus.

Seperti diketahui, lapangan Sembakung pertama kali ditemukan oleh Arco pada tahun 1975, dan diproduksikan pertama kali pada tahun 1977.

Lapangan ini sempat terhenti kegiatan operasi produksinya selama 21 bulan yaitu dari Agustus 1981 sampai dengan April 1983.

Sampai dengan tahun 1983, lapangan dengan luas area 23,37 kilometer persegi ini berproduksi secara ‘natural flow’, kemudian sejak Oktober 1983 lapangan sembakung telah beralih dari sistem pengangkatan alami dengan menggunakan artificial lift menggunakan Hydraulic Jet Pump (HJP).

Sejak 22 Desember 1993, PT PERTAMINA menandatangani Technical Assistance Contract (TAC) dengan PT Genindo Citra Perkasa untuk mengelola lapangan Sembakung selama 20 tahun dengan operator atas TAC tersebut adalah Perkasa Equatorial Sembakung Ltd. (PESL).

Pada Oktober 2005, PT Medco Energi International, Tbk mengambil alih PESL dan selanjutnya lapangan ini dikelola oleh Medco Sembakung sebagai operator dari TAC Sembakung dengan nama TAC Pertamina – Medco Sembakung.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kasus Miftahul Jannah, Perlu Lobi Ke Federasi Judo

JAKARTA-Kasus Miftahul Jannah, atlet Judo yang bertanding dalam event Asian

Penerapan GCG di Pasar Modal Harus Ditingkatkan

JAKARTA-Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam setiap industri sangat