Pertemuan RCEP ke-3 Capai Konsensus Atas Modalitas Perdagangan

Tuesday 25 Aug 2015, 7 : 35 pm
by

KUALA LUMPUR-Sejak pelaksanaan putaran pertama perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di tahun 2013, para perunding RCEP akhirnya mencapai kata sepakat atas modalitas perdagangan barang menuju perundingan tahap berikut. Momen bersejarah ini terjadi pada pertemuan para Menteri RCEP ke-3 yang dilaksanakan di sela-sela pertemuan para Menteri Ekonomi ASEAN di Kuala Lumpur, kemarin (24/8). “Akhirnya, negara peserta RCEP dapat menyepakati modalitas perdagangan barang. Pencapaian ini menyusul kesepakatan atas modalitas perdagangan jasa dan investasi yang telah dicapai pada pertemuan intersesi para Menteri RCEP pada bulan Juli 2015 di Kuala Lumpur,“ ujar Duta Besar Indonesia untuk World Trade Organization (WTO) selaku Ketua Perunding Regional Comprehensive Economic Partnership Trade Negotiation Committee (RCEP TNC), Iman Pambagyo seperti dikutip dari laman kemendag.go.id, Selasa (25/8).
Para Menteri RCEP selanjutnya memberikan arahan kepada Trade Negotiating Committee (TNC) untuk menyiapkan proses perundingan Request and Offer (Paket Permintanan dan Penawaran) menuju target integrasi RCEP pada pertemuan Putaran berikutnya di Busan, yang merupakan capaian substansial di akhir tahun 2015 sebagaimana dimandatkan oleh para Pemimpin Negara Peserta RCEP. Para Menteri juga meminta TNC untuk mengintensifkan upayanya untuk menyelesaikan perundingan RCEP pada tahun 2016 mendatang. “Jika kesepakatan di tahun 2016 berhasil dicapai, maka kawasan RCEP akan menjadi kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia yang melingkupi 49% populasi dunia, 30% GDP dunia, 29% total perdagangan dunia, serta 26% world FDI inflows,” jelasnya.
Saat ini, jelasnya, perekonomian negara peserta RCEP tetap stabil di tengah melemahnya kondisi perkonomian global. Nilai total perekonomian RCEP tercatat mencapai USD 22,7 triliun pada tahun 2014 (atau sebesar 29,3% perekonomian dunia).
Dari sisi perdagangan tercatat bahwa total perdagangan mencapai USD 10,8 triliun atau sekitar 28,4% dari total perdagangan dunia. Sedangkan untuk FDI (Foreign Direct Investment) yang masuk ke negara RCEP mencapai USD 366,3 miliar atau 29,8% dari total FDI dunia.
Lebih lanjut Sondang Anggraini, yang mewakili Menteri Perdagangan mengatakan perundingan RCEP tidak hanya mencakup akses pasar, tetapi juga membahas kerja sama teknis untuk mengurangi kesenjangan tingkat ekonomi yang ada.
Kesepakatan RCEP akhirnya menjadi kesepakatan yang berimbang, dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, dan mampu mendorong pertumbuhan industri bernilai tambah yang memanfaatkan pasar RCEP sebagai sumber bahan baku maupun tujuan ekspor (regional value chain).
Kerja sama RCEP dinilai dapat memberikan peluang akses pasar bagi Indonesia ke depannya, mengingat saat ini pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo tengah gencar membangun infrastruktur yang akan mendorong tumbuhnya industri nasional sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Mengingat waktu yang tersisa, Indonesia perlu bekerja keras untuk segera menyiapkan Paket Permintaan dan Penawaran perdagangan barang, jasa, dan investasi dengan tetap melindungi kepentingan nasional. RCEP putaran ke-10 direncanakan berlangsung di Busan pada 12-16 Oktober 2015 mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BTN SANI Sasar Selebriti Anti Narkoba

JAKARTA-Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Budi Satria bersama

Dipertanyakan Deposito BPJS Ketenagakerjaan Di Sejumlah Bank

JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta mengusut dugaan kejanggalan dana deposito