Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2013 Masih Lambat

Tuesday 14 May 2013, 8 : 53 pm
by
Penurunan PMI-BI tersebut sejalan dengan kegiatan sektor Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang sedikit terkontraksi di tengah kebijakan pembatasan mobilitas pada triwulan III 2021
Ilustrasi

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan I-2013 tumbuh 6,02%, melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,11%.

Tingkat pertumbuhan ini lebih rendah daripada perkiraan  BI sebesar 6,2%.

Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Budianto mengatakan perlambatan Produk Domestik Bruto (PDB) bersumber dari permintaan domestik yang menurun, ditengah pemulihan ekspor yang masih terbatas.

“Konsumsi rumah tangga tumbuh melambat sejalan dengan menurunnya daya beli akibat inflasi bahan makanan dan meningkatnya ekspektasi inflasi terkait dengan ketidakpastian kebijakan subsidi BBM,” jelas dia di Jakarta, Selasa (14/5).

Demikian juga dengan konsumsi pemerintah tumbuh rendah di awal tahun karena masih terbatasnya serapan belanja, khususnya belanja barang.

Di sisi lain, investasi, khususnya nonbangunan, cenderung melambat dipengaruhi oleh prospek permintaan domestik dan internasional yang terbatas.

Sejalan dengan melambatnya investasi dan konsumsi, impor mengalami kontraksi.

Dengan perkembangan tersebut,  dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2013 diprakirakan juga akan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya dan berada di tingkat yang tidak jauh berbeda dari tingkat pertumbuhan triwulan I-2013.

Untuk keseluruhan tahun 2013, perekonomian Indonesia diprakirakan akan mengarah ke batas bawah kisaran proyeksi 6,2%-6,6%.

Di sisi eksternal, kata dia keseimbangan eksternal dalam perekonomian mengalami perbaikan.

Defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2013 tercatat sebesar 2,4% terhadap PDB, turun dari 3,5% terhadap PDB pada triwulan sebelumnya.

Perbaikan defisit transaksi berjalan disebabkan oleh membaiknya kinerja neraca perdagangan yang didorong oleh penurunan impor yang cukup tajam, khususnya barang-barang konsumsi, sementara beberapa komoditas ekspor nonmigas tetap tumbuh positif.

Sementara itu, transaksi modal dan finansial (TMF) pada triwulan I-2013 mencatat defisit seiring dengan menurunnya arus modal masuk, karena memburuknya kondisi perekonomian global dan meningkatnya tekanan inflasi di dalam negeri.

Pada awal triwulan II-2013 arus modal masuk kembali meningkat cukup tinggi, antara lain terkait dengan penerbitan global bond Pemerintah RI.

“Cadangan devisa pada akhir April 2013 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi sebesar 107,3 miliar dolar AS atau setara dengan 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, di atas standar kecukupan internasional,” pungkas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Megawati: Kader PDIP Harus Konsekuen, Jangan Melirik-lirik Pindah PartaI

JAKARTA-Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,5 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Cadangan Devisa Meningkat

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir