Produk Industri Kreatif Harus Punya Daya Saing Global

Tuesday 19 May 2015, 9 : 03 pm
by
????????????????????????????????????

JAKARTA- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta para perajin maupun masyarakat Indonesia dapat terus menggali serta mengembangkan budaya lokal dalam menciptakan keunikan pada karya-karya yang dihasilkannya, sehingga mampu meningkatkan daya saing berbagai produk unggulan dalam negeri sebagai upaya pengembangan industri kreatif. Industri kreatif saat ini akan terus didorong sebagai salah satu dasar untuk pengembangan ekonomi nasional. “Apabila industri kreatif ini terus berkembang, diharapkan juga dapat menghasilkan produk-produk unggulan yang memiliki nilai seni tinggi dan daya saing di pasar global,” papar Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM), Kemenperin Euis Saedah saat membuka pameran Produk Unggulan Sumatera dan Kalimantan 2015 di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (19/5)

Kegiatan tersebut merupakan upaya Pemerintah dalam pengembangan industri kecil dan menengah (IKM), dimana Kemenperin secara konsisten terus mempromosikan berbagai produk unggulan dari para desainer dan perajin nasional kepada masyarakat luas.”Peningkatan kualitas produk yang dihasilkan oleh industri kecil dan menengah menjadi sangat penting untuk terus diperhatikan, terutama dalam era globalisasi yang kian terbuka setiap tahunnya. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai produk mancanegara akan menjadi pesaing bagi produk yang dihasilkan oleh industri dalam negeri,” ujarnya.

Pameran yang diselenggarakan selama empat hari ini diikuti sebanya k53 IKM binaan dari Dinas Perindagkop dan Dekranasda Kabupaten/Kota se-Sumatera dan Kalimantan. Produk unggulan yang ditampilkan antara lain tenun songket, bordir, sulaman, kerajinan perak, kerajinan kayu serta produk pangan seperti keripik balado dan rendang, aneka pangan dari umbi-umbian, kacang-kacangan, ikan olahan, dan lain-lain. “Saya meyakini, hasil semuanya itu akan dapat berkontribusi sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan ataupun pedesaan yang sanggup menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat perajin,” jelasnya.

Menururnya, sektor industri pengolahan non migas mulai bergeser ke luar Pulau Jawa, yaitu dari 24,63% pada tahun 2008 menjadi 27,22% tahun 2013. Kontribusi wilayah Sumatera dan Kalimantan terhadap nilai tambah sektor industri non-migas nasional relatif cukup besar, yaitu mencapai 23,90%. Namun demikian, kontribusi tersebut lebih banyak diberikan oleh Sumatera sebesar 20,63%, sedangkan Kalimantan memberikan kontribusi sekitar 3,27%. Oleh karena itu, potensi pengembangan industri khusus di wilayah Kalimantan masih sangat besar mengingat banyak sumber daya industri yang masih bisa dimanfaatkan secara optimal.

Untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan, Kemenperin akan memfasilitasi pembangunan tujuh kawasan industri prioritas, yaitu Ketapang dan Mandor-Landak di Provinsi Kalimantan Barat; Batu Licin-Tanah Bumbu dan Jorong-Tanah Laut di Provinsi Kalimantan Selatan; Sei Mngkei-Simalungun dan Kuala Tanjung-Batubara di Provinsi Sumatera Utara; serta Tenggamus di Provinsi Lampung. Selain itu juga akan dibangun sebanyak 11 sentra IKM.

Selanjutnya, Dirjen IKM mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang unggul berupa sandang dan pangan. Pembangunan industri sandang serta pangan sudah menjadi prioritas pengembangan yang dilakukan oleh industri kecil dan menengah. “Semangat berkarya dan berkreasi perlu mendapatkan perhatian dan fasilitasi untuk mempromosikan hasil karya dalam negeri,” tegasnya.

Beberapa produk sandang yang menjadi unggulan asal Sumatera Barat yakni kain songket yang merupakan kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat perayaan atau pesta. Selain itu, jenis kain dari Sumatera diantaranya kain sulaman, batik tanah liat serta bordir dengan ciri khas masing-masing, seperti bordir kerancang langsung, sulaman kamalo piniti (Padang Pariaman), sulaman koto gadang, ampek angkek payakumbuh, dan pessel dengan sulaman. Sedangkan dari produk pangan yang sangat terkenal antara lain rendang, keripik balado, dan lain sebagainya.

Begitu pula dengan Kalimantan, memiliki aneka ragam hasil kerajinan tangan melalui produk sandangnya yang mempunyai nilai jual tinggi yakni kain tenun sabuk, yaitu kain yang dipakai oleh kaum pria untuk melengkapi baju teluk belanga yang merupakan pakaian khas melayu. Selain itu juga terdapat kain tenun belitang daerah kumpang ilong, Kabupaten sekadau (dayak mualang/ibanik), tenun ensaid panjang Kabupaten sintang (dayak desa/ibanik), tenun kapuas hulu (iban dan kantuk/kelompok ibanik). Sedangkan produk pangan yang terkenal khas dari Kalimantan antara lain, masakan asam pedas di daerah Pontianak, kerupuk basah merupakan makanan khas kapuas hulu, dan pansoh yaitu masakan daging di dalam bambu oleh masyarakat Dayak.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

CIMB Niaga Sekuritas Siap Tebus Sebagian Saham BBNI Dalam Rights Issue BRIS

JAKARTA-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyatakan bahwa perseroan

Perampokan di Taxi Putih, Bukan Unit Express Group

JAKARTA-Express Group bekerja sama dengan pihak Kepolisian melakukan investigasi mendalam