Prospek Industri Karet Indonesia Menjanjikan

Wednesday 11 Sep 2013, 5 : 46 pm
by

JAKARTA-Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat mengatakan, prospek industri karet nasional ke depan cukup baik sejalan dengan bergesernya konsumsi karet dunia dari Eropa dan Amerika ke Asia terutama Cina dan India. Terlebih lagi Indonesia memiliki potensi lahan perkebunan karet terluas di dunia sekitar 3,4 juta ha, yang sebagian besar adalah perkebunan milik rakyat dengan produksi karet sebanyak2,7 juta ton per tahun. Selain itu, produktivitas Indonesia baru mencapai 1 ton/ha atau masih lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 1,3 ton/ha dan Thailand 1,9 ton/ha.Penyerapan tenaga Kerja di industri karet nasional cukup banyak yang meliputi sector on farm sebanyak 2,1 juta orang dan sector off farm sekitar 100 ribu orang. “Hal tersebut merupakan peluang bagi industri karet nasional untuk terus berproduksi secara maksimal. Untuk itu, tantangannya saat ini adalah melakukan pembinaan terhadap perkebunan rakyat agar dapat meningkatkan produktivitas serta hilirisasi produk crumb rubber dan lateks menjadi produk karet hilir yang bernilai tambah tinggi,”  ujar Hidayat dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (11/9).

Sementara itu, jelas dia potensi konsumsi produk plastik di Indonesia juga masih cukup besar karena konsumsi nasional baru mencapai 10 kgperkapita pertahun ataurelatif lebih rendah dibandingkan Negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang telah mencapai angka di atas 40 kg/kapita/tahun. Permintaan tinggi terhadap plastik kemasan karena didorong oleh pertumbuhan industri makanan minuman dan fast moving consumer good (FMCG) sebesar 60%.

Saat ini ujar dia industri kemasan plastik berjumlah 892 perusahaan yang menghasilkan rigid packaging, flexible packaging, thermoforming dan extrusion yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dengan kapasitas terpasang adalah 2,35 juta ton per tahun dan utilisasi sebesar 70% sehingga produksi rata-rata sebesar 1,65 juta ton. Tenaga kerja yang diserap mencapai 350 ribu orang pada tahun 2011. “Meskipun struktur industri plastik nasional sudah cukup lengkap dari hulu sampai hilir, namun masih ditemui tantangan dalam pengembangannya, yaitu kapasitas produksi yang terbatas pada bahan baku seperti Polipropilen dan Polietilena sehingga masih mengimpor sebesar 694 ribu ton dari total kebutuhan sebesar 1,64 juta ton pada tahun 2011,” kata dia.

Tantangan lainnya jelas dia, masih kurangnya kapasitas oil refinery yang menghasilkan bahan baku naphta dan kondensat untuk bahan baku industri petrokimia hulu. Terbatasnya bahan baku tersebut sehingga masih mengimpor naphta sebesar 1,6 juta ton dan kondensat sebesar 33 juta barrel pada tahun 2010.  Karena itu, pemerintah terus mendorong pengembangan industri oil refinery yang terintegrasi dengan industri Petrokimia dalam rangka memperkuat struktur industri plastik dari hulu sampai hilir dengan memberikan insentif seperti tax holiday, tax allowance dan pembebasan Bea Masuk untuk barang modal serta mendorong pengembangan SDM.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Presiden Ajak Masyarakat Tidak Kemakan Isu Medsos

MAJALENGKA-Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat agar jangan mudah kemakan isu-isu

Hadapi MEA, Industri Plastik-Karet Harus Bersinergi

JAKARTA-Industri plastik dan karet hilir memiliki potensi besar untuk dikembangkan.