JAKARTA-Pernyataan Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) terkait pemulangan Dubes Saudi Arabia di Jakarta, Osamah alShuaibi mendapat dukungan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Melalui juru bicaranya, Mohamad Guntur Romli, PSI mendukung sikap PBNU.
“Dubes Saudi, Osamah alShuaibi terlalu jauh mencampuri urusan dalam negeri Indonesia, dia ngetwit dengan informasi yang ngawur, memihak dan tendensius, meskipun twit dia sudah dihapus” kata Guntur Romli yang pernah tinggal dan studi lama di Kairo Mesir.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Dubes Saudi Arabia Osamah alShuaibi mengeluarkan cuitan pada hari Minggu 2 Desember 2018 yang merespon Acara Reuni 212 dengan kalimat dalam bahasa Arab yang terjemahannya: “kerumunan jutaan orang sebagai reaksi terhadap pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh salah satu kelompok yang sesat/menyimpang”.
“Kita tahu yang dibakar oleh Banser GP Ansor adalah bendera Hizbut Tahrir yang membajak kalimat tauhid, dan yang membakar adalah Pemuda Ansor, di bawah NU yang merupakan ormas keislaman terbesar di Indonesia dengan haluan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah, kok Osamah menuduh menyimpang/sesat. Padahal bendera Hizbut Tahrir yang juga mirip dengan bendera Al-Qaidah Osamah bin Laden dilarang keras di Saudi,” tegas Guntur Romli yang dikenal dekat dengan alm Gus Dur.
“Sikap pada Dubes Saudi hanya ada dua, pertama, ia ditarik pulang (recall) oleh Kerajaan Arab Saudi atau dia diusir (persona non grata) oleh Pemerintah Indonesia sesuai Konvensi Wina 1961” lanjut Guntur Romli yang juga dikenal sebagai aktivis NU.
Dubes Saudi juga disebut terlalu jauh mencampuri urusan politik dalam negeri Indonesia.
“Saya memperoleh informasi, dia sangat dekat dan mendukung salah satu kubu di Pilpres ini, dan juga disebut sebagai sahabat karib Rizieq Shihab, makanya Rizieq memperoleh kemudahan dan fasilitas tinggal di Arab Saudi,” pungkas Guntur Romli.
