PUPR Dorong Kampus Manfaatkan Peluang Era Industri Konstruksi 4.0

Monday 13 Aug 2018, 7 : 21 pm

SAMARINDA-Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin memberikan kuliah 500 Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 di Samarinda. Apalagi saat ini merupakan era revolusi dunia industri konstruksi.

“Perkembangan teknologi yang kian pesat ini tidak bisa dihindari, justru harus direspon dengan kesiapan data, teknologi, dan sumber daya manusia yang memadai,” katanya saat menjadi pembicara dengan mengambil tema tentang Peluang Perguruan Tinggi Menghadapi Era Industri Konstruksi 4.0, Sabtu (11/8/2018) di Samarinda.

Menurut Syarif, jika di jaman dahulu menggunakan mesin uap, kemudian berkembang dengan menggunakan mesin berteknologi listrik bahkan seiring perkembangan teknologi penggunaan mesin otomatis lebih mempermudah proses pembangunan di lapangan. Dan sekarang teknologi tersebut berkembang lebih pesat yaitu dengan menggunakan mesin yang terintegrasi dengan internet.

“Hal ini akan menjadi fitur utama dari revolusi industri yang memerlukan tiga hal yakni movement perkembangan yang dinamis dari dunia industri harus siap dihadapi dibarengi dengan Speed yang pragmatis dan dituntut serba cepat, serta people yang juga harus bisa saling berbagi komunikasi dan melakukan kolaborasi untuk menyelesaikan pekerjaan secara tepat guna dan tepat waktu,” jelasnya.

Dilihat berdasarkan indeks daya saing global Negara Luxemburg berada di posisi pertama dalam kesiapan teknologi, Swiss berada di posisi pertama mengenai daya saing global, daya saing inovasi, dan output Iptek, dan Hongkong berada di posisi pertama daya saing infrastruktur. Sementara Indonesia berada pada posisi 36 daya saing global di tahun 2018 yang mengalami kenaikan dari poisisi 41 di tahun sebelumnya, serta berada pada posisi ke 52 daya saing infrastruktur.

Menanggapi hal tersebut Pemerintah pun telah menyiapkan sepuluh strategi prioritas nasional Making Indonesia 4.0 yaitu perbaikan aliran material, mendesain ulang zona industri, peningkatan kualitas SDM, pemberdayaan UMKM, menerapkan investasi teknologi, pembentukan ekosistem inovasi, menarik investasi asing, harmonisasi aturan dan kebijakan, membangun infrastruktur digital nasional, dan akomodasi standar sustainability.

Dengan melakukan lima langkah aksi segera (Quick Win) Making Indonesia 4.0 yaitu Insentif teknologi untuk meningkatkan investasi teknologi, investor roadshow menyasar manufaktur global terkemuka, pendidikan vokasi untuk seluruh sektor, pusat UMKM untuk membentuk pusat inovasi mulai dari show case, percobaan peningkatan produktivitas dan dukungan UMKM.

“Penyiapan Sumber Daya Manusia menjadi fokus utama Pemerintah, setelah sebelumnya gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Selain SDM, kebutuhan material dan peralatan konstruksi juga harus menjadi perhatian. Kedepan teknologi internet juga sudah harus dimanfaatkan dalam bidang konstruksi. Seperti informasi material dan peralatan apa saja yang terdapat disuatu daerah dapat diketahui dalam waktu cepat dan tepat melalui internet,” ungkap Syarif

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Naik 110%, Danamon Bukukan Laba Bersih Rp 3,3 Triliun

JAKARTA-PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon” atau “Bank”) berhasil membukukan

DPR Minta Polda Kalteng Perketat Lingkungan Pertambangan

JAKARTA – Kalangan DPR mendesak aparat kepolisian lebih ketat mengawasi