Restorasi Gereja: Catatan Kecil Tentang Paus Fransiskus

Friday 15 Mar 2013, 5 : 43 am
by
Ilustrasi

Oleh: Yohanes Kristo Tara, OFM

Habemus Papam. Kita memiliki Paus. Seorang Kardinal Jesuit asal Argentina, Jorge Mario Bergoglio terpilih menjadi Paus baru. Nama yang dipilihnya adalah Fransikus.

Semua pengamat, bahkan internal Vatikan hampir sepakat bahwa nama ini merujuk pada St. Fransiskus Asisi.

Dalam sejarah Gereja, St. Fransiskus Assisi menjadi ikon reformis yang pada zamannya melakukan restorasi dan reformasi dalam Gereja.

Dengan kekudusan dan keterlibatan langsungnya, dia menentang korupsi patriarkal, hirarkisme dan triumvirat Gereja yg bertumbuh subur pada zaman itu.

Fransiskus secara radikal berusaha mengembalikan Gereja pada kemurnian Gereja Kristus, menyegarkan kembalian kelesuan evangelisasi, bahkan mendefinisikan kembali Gereja Katolik sebagai Gereja Kaum Miskin, mengedepankan teologi pembebasan, membangun spiritualitas persaudaraan semesta yg adil dan bermartabat.

Bukan karena kecerdasan dan kejeniusannya, atau kesuksesan pribadi untuk menegakkan 3 ketutamaan Kristiani (iman, pengharapan dan kasih), tetapi krn kesederhanaan dan keterlibatan langsung.

Allah mengutus Fransiskus untuk mengembalikan Gereja Universal pada hakikatnya sebagai Gereja Kristus. Dalam sejarah Gereja, tidak ada Santo lain  yang diutus untuk menjalankan misi khusus merestorasi/memulihkan Gereja, kecuali Fransiskus Assisi.

Saat itu, tepatnya Februari tahun 1206, pada masa wal pertobatannya, Fransiskus, manusia hedonis yang gemar berfoya-foya itu datang ke Gereja San Damiano di pinggiran kota Asisi.

Saat sedang berlutut dan berdoa di depan Salib Bizantium, Fransiskus mendengar suara yang keluar dari mulut Yesus yang Tersalib, “FRANSISKUS, PERGI DAN PERBAIKILAH GEREJA-KU YANG KAU LIHAT HAMPIR ROBOH ITU!” Awalnya, Fransiskus memahami Gereja sebagai bangunan fisik.

Namun kemudian, ia segera sadar bahwa Gereja yang dimaksudkan bukan pertama-tama bangunan fisik melainkan lembaga sekaligus persekutuan orang-orang yang beriman dalam Yesus Kristus.

Maka mulailah Fransiskus membangun Gereja dengan menghayati Injil secara radikal.

Dengan amat militan, Fransiskus menjalankan misi perutusannya untuk menyembuhkan penyakit-penyakit Gereja dan dunia pada zamannya.

Ketidaksetiaan kepada Allah dijawab dengan kesetiaan kepada Kristus Yang Tersalib dalam kemiskinan melalui pertobatan dan kekudusan.

Ia menjadi muzafir dan perantau, pengemis jalanan, melayani dan tinggal bersama orang-orang kusta yang dikucilkan masyarakat.

Ia mengirim para saudaranya untuk bermisi ke seluruh Eropa bahkan Asia, termasuk Indonesia.

Ia mempromosikan dialog dengan saudara-saudara Muslim (berdialog dengan Sultan Malik al Khamil) di tengah kobaran perang salib, bercengkrama di tengah alam semesta sebagai saudara dan saudari yang diciptakan oleh Allah yang sama dan ditebus oleh Kristus yang sama.

Dengan cara hidupnya, ia mengkritik jurang antara kaya dan miskin, termasuk melawan kecenderungan Gereja menumpuk harta kekayaan. Fransiskus amat menekankan Spiritualitas kemiskinan dan persaudaraan sebagai jalan menuju keharmonisan universal, terutama mengembalikan Gereja pada hakikatnya sebagai Gereja Kristus.

Habemus Papam. Kini kita punya seorang Paus Fransiskus.

Ia memiliki sejumlah keutamaan yg kurang lebih mirip dengan St. Fransikus Asisi: kesalehan, kesederhanaan, kecintaannya pada orang kusta bahkan bersedia mencuci dan mencium kaki mereka,kesediaan untuk menggunakan kendaraan umum.

Dengan latar Gereja Marika Latin, Ia menghayati secara sungguh-sungguh teologi pembebasan melalui kepedulian dan keterlibatannya pada persoalan keadilan sosial, dll. 

Berbekal sejumlah keutamaan dan berhadapan dengan berbagai penyakit yang sedang dialami Gereja pada masa ini: skandal korupsi dan seks, degradasi dan defisit iman, kelesuan evangelisasi, masalah sosial kemanusiaan, dll, Paus Fransiskus diharapkan mampu melakukan sejumlah agenda restorasi dan reformasi Gereja, baik ke dalam maupun ke luar.

Banyak orang berharap visi dan misi besar inilah yg akan dilakukan oleh paus Fransiskus untuk mengembalikan kemurnian dan kekudusan Gereja sebagai Gereja Kristus yang berdaya guna dan kehadirannya tetap relevan di tengah dunia ini.

>Melihat keadaan Gereja dan kondisi dunia saat ini, semoga Paus Fransiskus adalah pilihan yang tepat. Yesus, Si Miskin yang tersalib dalam ketelanjangan itu memberi mandat suci, Restorasi Gereja kepada Paus: “Fransiskus, pergilan dan Perbaikilah Gerejaku yang hampir roboh itu!” Mudah-mudahan demikian adanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Hasto: PDIP Bukan Partai Kemarin Sore, Tetapi Telah Menyatu dengan Seluruh Gerak Rakyak Sejak Awal Kemerdekaan

JAKARTA-Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, peringatan

Harga Minyak Tembus US$102.4/barel

JAKARTA-Bursa AS bergerak mixed pada perdagangan semalam seiring pasar memfaktorkan