Saleh: Ekspansi Smelter Dorong Nilai Tambah Bagi Industri Strategis

Sunday 21 Feb 2016, 1 : 50 am
by
Menperin Saleh Husin memberikan cindera mata kepada Vice Chairman Kansai Economic Federation (Kankeiren) dan Vice Chairman of the Board Panasonic Corporation Masayuki Matsushita .

NAOSHIMA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri pengolahan dan pemurnian hasil tambang (smelter) memperluas produksi dan investasi sehingga menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi. Langkah itu diharapkan memperkuat struktur industri karena memasok kebutuhan bagi industri lainnya. “Di Indonesia, Mitsubishi Materials telah membangun dan mengoperasikan PT Smelting di Gresik, Jawa Timur,” ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin saat mengunjungi smelter tembaga (copper) milik Mitsubishi Materials di Naoshima, Jepang, Jumat (19/2).

Memiliki saham mayoritas, Mitsubishi Materials bermitra dengan pemegang saham lainnya yaitu PT Freeport Indonesia, Mitsubishi Corporation dan Nippon Mining and Metals Co Ltd. “Sebagai perusahaan multinasional yang menguasai teknologi, saya minta Mitsubishi mengembangkan pengolahan tembaga lebih lanjut di Indonesia. Karena, smelter yang di Gresik baru menghasilkan katoda tembaga,” katanya.

Katoda tembaga, lanjutnya, terbatas hanya untuk memasok industri kabel listrik. Untuk itu, smelter diminta mengembangkan industri antara yang selanjutnya mengolah tembaga untuk industri otomotif dan elektronika. “Artinya jelas, ekspansi smelter akan meningkatkan nilai tambah, penghiliran hasil tambang, dan memperkuat industri sestrategis otomotif dan elektronika itu,” ujarnya.

Selain itu, produk yang dihasilkan industri antara dan hilir lebih tahan terhadap fluktuasi harga komoditas bahan mentah.

Chairman Mitsubishi Materials Corporation Hiroshi Yao mengatakan Indonesia merupakan salah satu pemasok tembaga dunia. “Bagi Mitsubishi, Indonesia merupakan mitra penting dalam pengusahaan dan pengolahan tembaga,” katanya.

Turut hadir Managing Mitsubishi Director and President Metal Company Materials Corporation Osamu Iida dan Konsul Jenderal RI di Osaka Wisnu Edi Pratignyo.

Tembaga digunakan dalam beragam industri seperti produksi peralatan rumah tangga, elektronik, komputer, HP, otomotif, kereta hingga pesawat terbang.

Presiden Director PT Smelting Kenichi Watase mengatakan smelter Mitsubishi di Naoshima ini menggunakan bahan baku yang sebagian besar dari Chili, disusul Kanada, Peru, Papua Nugini dan juga Indonesia yaitu PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara.

Selain bertemu dengan petinggi Mitsubishi, delegasi Kemenperin juga bertemu dengan Kansai Economic Federation (Kankeiren) di Osaka. Organisasi ekonomi ini berdiri sejak 1946 dan kini beranggota 1300 industri jasa dan manufaktur; perguruan tinggi; dan organisasi lainnya. “Kankeiren memberi dukungan kepada perusahaan Jepang yang akan berinvestasi di luar negeri. Sejak 1980 kami memberi pelatihan teknologi dan manajemen dan perusahaan Indonesia termasuk yang pertama kami gandeng dalam pelatihan tersebut, tujuannya untuk meningkatkan kemampuan SDM dan usaha,” kata Vice Chairman Kankeiren yang sekaligus Chairman International Committee Kankeiren, Masayuki Matsushita.

Bulan Maret mendatang, lanjutnya, Kankeiren akan mengunjungi Indonesia, salah satunya ke Kemenperin, untuk berdialog dan menjajaki peningkatan kerja sama lebih erat. Tahun ini, mereka akan memberikan pelatihan moulding kepada industri kecil dan menengah (IKM) Indonesia.

Menperin mengatakan pemerintah Indonesia mengundang perusahaan Jepang khususnya anggota Kankeiren untuk menambah penanaman modal di Indonesia. “Kami berterimakasih atas kontribusi Kankeiren dalam meningkatkan kapasitas SDM tenaga kerja Indonesia, investasi dan pengembangan industri bernilai tambah,” ujarnya.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan industri otomotif dan elektronika memberi kontribusi yang sangat besar bagi ekonomi Indonesia. Khusus industri elektronika, nilai ekspor mencapai USD 10 miliar per tahun. “Guna meningkatkan lagi maka dibutuhkan investasi produksi komponen terutama untuk industri komponen utama. Selain itu, kami harapkan perusahaan Jepang membangun pusat research & development (R&D) karena hal ini menopang siklus industri jangka panjang,” katanya.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Indonesia Darurat Kejahatan Seksual

JAKARTA-Indonesia sedang berada pada situasi darurat kejahatan seksual terhadap anak.

BALI Bukukan Laba Bersih Rp31,19 Miliar

JAKARTA-Sepanjang Semester I-2020, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) mencatatkan