Sengketa Lahan, 30 Petani Kerawang Adukan Nasib Ke F-PKB

Thursday 23 Mar 2017, 4 : 28 pm

JAKARTA-Kasus sengketa lahan antara petani Telukjambe, Karawang, Jawa Barat dengan PT Pertiwi Lestari sudah beberapa tahun belum selesai. Bahkan hingga kini belum ada kejelasan. Karena itu sekitar 30 orang petani mengadukan nasibnya kepada Fraksi PKB di DPR. “Kami merasa prihatin setelah mendapat cerita nasib para petani Kerawang ini. Kemarin, Pimpinan Fraksi PKB sudah melakukan rapat guna merespon masalah ini,” kata Ketua Fraksi PKB Dra Ida Fauziyah saat menerima petani Kerawang di lantai 18 ruang F-PKB, Jakarta, Kamis (23/3/2017).

Dari rapat Fraksi PKB, kata Ida Fauziyah, pihaknya sudah meminta agar Komisi II DPR segera memanggil pihak-pihak yang terkait dengan masalah sengketa lahan ini guna meminta klarifikasi. “Kita punya Wakil Ketua Komisi II DPR dari F-PKB, agar dicarikan solusi yang terbaik untuk masalah ini,” tambahnya.

Lebih jauh Ida berharap agar pemerintah lebih terbuka pikirannya terhadap masalah ini. Sehingga berpihak kepada nasib petani. “Apalagi ini masalah lahan pertanian. Harus mendapat perhatian serius,” ungkapnya seraya mengaku miris mendengar petani Kerawang ini berjalan kaki menuju Istana Negara. “Saya tak sanggup kalau harus berjalan kaki ke Istana, seperti bapak-bapak ini,”

Ida bahkan menanyakan berapa banyak anak-anak petani Kerawang yang mengalami putus sekolah dan tak terurus. “Berapa anak-anak yang tidak sekolah,” tanyanya.

Secara serentak, para petani tersebut mengungkapkan jumlah cukup banyak, namun tak jelas angka pastinya. Namun anak-anak yang mulai putus sekolah itu dari SD, SMP hingga SMA. “Banyak Bunda, sudah 6 bukan anak-anak putus sekolah. Kita tahu lagi mau sekolah kemana. Sementara ini kita ditampung di Yayasan Muhammadiyah Tanah Abang,” kata Koordinator petani Kerawang, Aris Wiyono saat mengadukan nasibnya ke F-PKB.

Aris meminta agar F-PKB mendorong penegakkan UU Pokok Agraria 1960 dan melaksanakan Keppres No 5 tahun 1960. “Kita minta pemerintah menyelesaikan konflik ini secepatnya,” ujar dia.

Para petani, lanjut Aris, tidak terima lahannya diratakan dan menuntut pencabutan hak guna nangunan milik PT Pertiwi Lestari.
“Paling tidak, ada pencabutan HGB, kemudian pulangkan petani ke lokasi semula. Tadinya ada rumah, ya harus ada rumah, karena lahannya diratakan,” jelasnya. ***

Don't Miss

Sering Catut Etnis Tionghoa, Lius Sungkharisma Disomasi

JAKARTA-Manuver Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) Lieus Sungkharisma yang
kondisi stabilitas sistem keuangan berdasarkan data September 2021 masih terjaga, dengan kinerja yang terus bertumbuh positif tercermin dari pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana di pasar modal

OJK: Sektor Keuangan Terjaga, Penghimpunan Dana di Pasar Modal Tumbuh 300,7%

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, sejauh ini sektor jasa keuangan