Serap Tenaga Kerja Massal, Pemerintah Pacu Industri Sepatu dan Tekstil

Monday 5 Oct 2015, 7 : 20 pm
by

BANTEN-Pemerintah terus memacu industri alas kaki yang mampu menyerap tenaga kerja massal. Pengembangan industri ini juga guna mendongkrak ekspor dan pangsa pasar sepatu produk Indonesia di pasar global.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, penciptaan industri alas kaki menyumbang devisa sebesar USD 4,11 milar atau 2,33% dari total ekspor nasional pada tahun 2014. Dari sisi lapangan kerja, industri ini menyumbang lapangan Kerja sebanyak 643 ribu orang yang setara dengan 4,21% dari tenaga Kerja industri manufaktur.

Selain alas kaki, pemerintah juga memacu industri padat karya lainnya yaitu industri tekstil dan makanan minuman. “Ini membuktikan pemerintah ingin industri padat karya yang mempekerjakan tenaga kerja dalam jumlah besar ini terus berkembang,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat menghadiri peluncuran program “Investasi Padat Karya untuk Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia” di Balaraja, Tangerang, Banten, Senin (5/10).

Program itu digelar oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di pabrik PT Adis Dimension Footwear dan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan optimismenya bahwa ekonomi Indonesia bakal terus bergeliat seiring realisasi investasi dalam dan luar negeri serta digulirkannya paket stimulus kebijakan ekonomi. “Masih banyak peluang di negara kita yang bisa diangkat menjadi sebuah investasi yang menciptakan lapangan kerja,” kata Presiden.

Pangsa pasar alas kaki buatan Indonesia di pasar dunia sebesar 2,85% pada tahun 2014 dan menduduki peringkat  6 besar setelah China, Italia, Vietnam, Jerman dan Belgia. Hal ini memperlihatkan bahwa industri alas kaki mempunyai peluang untuk terus meningkatkan ekspor.

Kepala BKPM Franky Sibarani, menyatakan pemerintah ingin mengkomunikasikan kepada publik dan investor bahwa di saat marak pemberitaan tentang PHK, ternyata banyak perusahaan sektor padat karya yang tetap melaksanakan realisasi proyek investasinya dan menyerap tenaga kerja.

Terdapat 16 perusahaan yang terdiri dari 11 PMA dan 5 perusahaan PMDN investasi padat karya di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Serapan tenaga kerja sedikitnya 121.285 orang dalam kurun waktu 5 tahun (2015-2019).

Nilai total rencana investasi sebesar Rp18,9 Triliun dan total realisasi investasi sebesar Rp11,4 Triliun (sampai dengan September 2015) dengan total perkiraan nilai ekspor sebesar US$ 1.3 Miliar. “Pelaku industri padat karya juga masih membutuhkan tenaga kerja baru seperti salah satu pabrik garmen di Boyolali. Mereka bahkan masih kekurangan sebanyak 12 ribu karyawan,” papar Saleh.

Kemenperin juga melanjutkan Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT, alas kaki dan penyamakan kulit. Langkah ini diambil mengingat sambutan yang positif dari pelaku industri maupun pemangku kepentingan lainnya. “Program ini dalam mengakselerasi peningkatan kinerja industri dan penyerapan tenaga kerja,” ujar Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kemenperin, Harjanto.

Ketersediaan bahan baku juga difasilitasi dengan mendirikan basis logistik untuk kapas, pusat bahan baku kulit serta mendorong investasi industri zat warna dan bahan penolong.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Rano Cermati 6 Proyek Infrastruktur Strategis

JAKARTA-Gubernur Banten Rano Karno menggelar rapat terbatas (ratas) terkait enam

Peter Harsono Pimpin OCBC NISP Private Banking

JAKARTA-Bank OCBC NISP secara resmi menunjuk Peter Harsono sebagai OCBC