Sistem Industri 4.0 Kurangi 15% Biaya Produksi

Tuesday 20 Jun 2017, 2 : 25 pm
Menperin Airlangga Hartarto menerima cendera mata dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Dede Rosyada

JAKARTA-Sistem industri 4.0 dinilai dapat memberi keuntungan bagi sektor manufaktur, misalnya menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi sebesar 12-15 persen. “Pengembangan R&D ke depan diarahkan pada upaya agar industri nasional aktif melakukan inovasi teknologi guna mentransformasikan dan mengimplementasikan sistem industri 4.0 dalam proses produksinya,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat siaran pers di Jakarta, Senin.

Untuk itu, lanjutnya, industri perlu menerapkan kegiatan di bidang penelitian dan pengembangan yang mampu mengintegrasikan dunia online dan lini produksi dengan memanfaatkan internet sebagai penopang utamanya. Pihaknya telah menyiapkan empat langkah strategis agar Indonesia mampu menghadapi era revolusi industri keempat tersebut.

Pertama, mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus belajar dan meningkatkan keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. “Guna mendukung upaya tersebut, kami juga menginisiasi pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri,” ujarnya.

Pengembangan program ini sekaligus menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap pakai di dunia industri dengan target mencapai satu juta orang pada 2019. Langkah kedua, yakni pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM. “Program e-smart IKM ini merupakan upaya juga memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era industri 4.0,” imbuhnya.

Ketiga, lanjut Airlangga, pihaknya meminta kepada industri nasional dapat menggunakan teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. Langkah selanjutnya, yang diperlukan adalah inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis.

Menurutnya, upaya inkubasi telah dilakukan Kemenperin dengan mendorong penciptaan wirausaha berbasis teknologi yang dihasilkan dari beberapa technopark yang dibangun di beberapa wilayah di Indonesia.

Beberapa di antaranya yakni di Bandung (Bandung Techno Park), Denpasar (TohpaTI Center), Semarang (Incubator Business Center Semarang), Makassar (Makassar Techno Park – Rumah Software Indonesia, dan Batam (Pusat Desain Ponsel). ***

Don't Miss

Ganjar: Gunakan Hati Nurani untuk Memilih, Jangan Takut Intimidasi

RUTENG-Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo meminta kepada masyarakat 

Kegiatan Berkonstitusi Terancam Shutdown

JAKARTA-Gara-gara penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar oleh Komisi