Soal Dana Saksi, Agun: Ada Parpol Yang Angkuh

Friday 16 Nov 2018, 4 : 30 pm

JAKARTA-Polemik dana saksi yang dibahas dalam Komisi II DPR ternyata belum tuntas. Bahkan sejumlah elit politik mengaku kesal dan kecewa dalam pembahasan tersebut. Karena ada parpol yang melakukan pencitraan. “Ketika hari ini menggagaskan dana saksi saja. Kami masih dicurigai. Bahkan ada parpol yang angkuh dan sombong,” kata Ketua Fraksi Partai Golkar MPR, Agun Gunanjar Sudarsa dalam diskusi “Etika Politik Pilpres” bersama pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago di Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Oleh karena itu, kata Agun, masalah dana saksi ini harus selesai dulu pada tataran elit politik, terutama Komisi II DPR. Apakah ini pencitraan atau bukan. “Kita tahu soal dana partai politik sudah pernah dibahas pada 2010. Pada UU Partai Politik, khususnya Pasal 34 itu. Dimana negara harus memberikan biaya pendidikan dan kaderisasi secara berjenjang,” terangnya.

Sayangnya, lanjut mantan Ketua Komisi II DPR, hal-hal seperti ini tidak pernah diwujudkan. Padahal, partai politik adalah sumber rekrutmen kader-kader pimpinan bangsa. Makanya, partai politik harus memberikan ruang yang cukup kepada sejumlah anak muda dan para aktivis. “Agar mereka masuk untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Karena recrutment pengisian jabatan politik itu hanya lewat partai politik,” tambahnya.

Malah, Agun mempertanyakan bagaimana para anak muda bisa masuk kalau menjadi kader parpol, sementara untuk bisa Ketua Partai tingkat Kabupaten saja tidak memiliki kemampuan finance sama sekali. “Namun kalau negara hadir, maka para aktivis ini punya kesempatan, karena biaya Musda dan segala macam menjadi ringan,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Politisi Partai Golkar, kesempatan para aktifis menjadi pimpinan parpol sangat kecil. Bahkan para aktifis berada pada persimpangan jalan. “Pada akhirnya, mereka sibuk membuat organisasi atau organ-organ yang bikin ramai, sebut saja LSM-LSM dan segala macamnya,” tuturnya.

Bahkan, sambung Agun, para aktifis hanya banyak membuat diskusi ke sana-kemari. Tak hanya itu, mereka mencari dana ke kiri dan ke kanan. “Hari ini, tidak ada aktivis yang tampil sebagai pimpinan elit nomor satu di Republik ini. Jadi kita harus mempunya modal besar kalau mau menjadi Ketua umum, kira-kira begitu,” imbuhnya.

Sementara itu, Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago mengakui heran dengan sikap Partai Demokrat yang tidak jelas terhadap Prabowo. Padahal masuk dalam koalisi pendukung Prabowo, namun membebaskan kadernya untuk mendukung capres lain.”Saya belum temukan dalam buku manapun teori politik yang seperti ini. Sikap Partai Demokrat ini menjadi tidak jelas,” terangnya.

Namun Dosen UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta ini juga tak menyalahkan Partai Demokrat seutuhnya. Karena di satu sisi, Partai besutan SBY ini konsentrasi pada pemenangan Pilleg. “Kalau memang fokus ke Pilleg, ya tak usah diumbar ke publik soal internal tak dukung Prabowo. Cukup diam-diam saja,” pungkasnya. ***eko

Don't Miss

Inflasi Indonesia Meningkat

JAKARTA-Pasar AS ditutup sedikit menguat ketika data AS menyatakan bahwa

Fajar Band Menghipnotis Warga Lamaholot di Jakarta

JAKARTA-Garda Flotim Visioner menggelar konser music di Jakarta dengan menghadirkan