Stabilitas dan Ketahanan Sektor Keuangan Terjaga

Wednesday 30 Dec 2015, 2 : 47 pm
by

JAKARTA-Stabilitas dan ketahanan sektor jasa keuangan (SJK) sepanjang 2015 ini masih terjaga dan memadai, meskipun pasar keuangan domestik sempat diwarnai gejolak yang dipicu oleh faktor eksternal seperti kenaikan Fed Funds Rate, perlambatan ekonomi dunia, dan pelemahan harga komoditas. Sementara profil risiko lembaga jasa keuangan berada pada level yang manageable. “Ketahanan industri perbankan cukup baik. Risiko likuiditas, kredit dan pasar LJK masih terjaga karena ditopang oleh permodalan yang cukup tinggi. Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan per Oktober 2015, sebesar 21,35% jauh diatas ketentuan minimum 8%,” ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad di Jakarta, Rabu (30/12).

Menurutnya, di tengah tantangan perlambatan ekonomi dunia, pemulihan ekonomi negara maju yang belum solid dan pertumbuhan ekonomi nasional yang cenderung melambat, Industri Keuangan Non Bank (IKNB) masih tumbuh. Total aset IKNB sampai dengan bulan November 2015 naik sekitar 5,6% dibandingkan posisi per Desember 2014 menjadi Rp1.617,9 triliun.

Sampai dengan November 2015, aset industri asuransi (termasuk asuransi syariah) adalah sebesar Rp811,41 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 4,32% dari posisi Desember 2014. Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi juga terjaga pada level yang tinggi yakni 528,7% untuk asuransi jiwa dan 270,1% untuk asuransi umum. Pada perusahaan pembiayaan, gearing ratio per November 2015 sebesar 3,19 kali, jauh dari ketentuan maksimum 10 kali dan menyediakan ruang untuk pertumbuhan. “Sementara dari sisi operasional, pendapatan premi industri asuransi mencapai Rp253,1 triliun atau tumbuh sebesar 13,1% dan klaim industri asuransi tumbuh sebesar 21,8% dari posisi Desember 2014 menjadi Rp166,67 triliun,” terangnya.

Sementara itu, di sektor Pasar Modal, pengaruh kondisi ekonomi global dan domestik cukup mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meski demikian, perkembangan Reksa Dana masih positif dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) meningkat sebesar 12,17% menjadi Rp 270,84 triliun.

Sampai dengan tahun ini jelasnya Pasar Modal telah berhasil memobilisasi dana melalui IPO Saham sebesar Rp11,3 triliun, right issue saham sebesar Rp42,3 triliun, obligasi pemerintah sebesar Rp345,6 triliun dan USD500 juta, dan obligasi korporasi sebesar Rp62,4 triliun. “Pada tahun 2015 terdapat penambahan 15 emiten saham baru dan 3 emiten obligasi baru. Selain itu, jumlah investor meningkat cukup tinggi yaitu sebanyak 69.359 investor atau meningkat sebesar 19%,” tuturnya.

Sepanjang tahun 2015, OJK melakukan beberapa inisiatif untuk mendukung program Pemerintah, antara lain: program Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif) yang telah didukung oleh 24.865 agen yang berhasil menjaring 1.094.362 nasabah serta dana pihak ketiga sebesar Rp.41,3 miliar; Program Jaring (Jangkau, Sinergi dan Guidelines) dimana bank berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp.4,41 triliun, sedangkan perusahaan pembiayaan (lembaga keuanagn non bank) telah memberikan pembiayaan pada program Jaring sebesar Rp 252 miliar; Tabungan SIMPEL (Simpanan Pelajar) yang melibatkan 29 bank dan 1544 sekolah dan jumlah rekening dari program ini telah mencapai 382.421 dengan total dana Rp32,8 miliar.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Djarot: Penolak Ahok-Djarot Pion-pion Yang Diremote

JAKARTA-Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat meminta aparat

Susun RAPBN 2014 Rupiah Diusulkan Rp 11.800

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mengusulkan nilai tukar rupiah sekitar Rp 11.800