Sumber Dana Akuisisi Freeport Harus Transparan

Saturday 14 Jul 2018, 8 : 21 pm
kompas

JAKARTA-Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menilai bahwa pemerintah harus belajar dari kasus Newmont Nusa Tenggara, saham pemerintah akhirnya ludes diambil alih oleh swasta. dan dikabarkan sekarang dibiayai oleh perusahaan dari China.

“Harus transparan dari awal, uang siapa yang dipakai untuk akuisisi. Jangan-jangan pemerintah melalui Inalum itu pinjam saham kepada pihak-pihak yang akan diakuisi juga.” sebut Fahri dihubungi wartawan, Kamis (13/7/2018).

Fahri menyampaikan ini, menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang menyampaikan kalau Freeport McMoran akhirnya sepakat dengan Pemerintah Indonesia terkait perubahan komposisi kepemilikan sama. Freeport menyetujui divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 51 persen, dengan begitu Indonesia bakal menjadi pemilik saham mayoritas sebesar 51 persen di PT FI.

Presiden Jokowi mengatakan, selama 50 tahun lebih Freeport mengelola tambang di Papua, pemerintah Indonesia hanya memiliki saham 9,36 persen.

“Melalui negosiasi yang alot, holding tambang kita, Inalum sepakat dengan Freeport untuk meningkatkan kepemilikan kita menjadi 51,2 persen,” demikian status di akun twitter Jokowi.

Melanjutkan pernyataanya, Fahri menjelaskan bahwa pada dasarnya akuisisi itu tidak terjadi, hanya meminjam nama pemerintah namun meminjam uang dari pemilik lama.

“Ini kan sama saja membohongi rakyat. Karena itu daripada dituduh berbohong, pemerintah baiknya transparan dan terbuka saja. Bagaimana prosesnya, siapa yang terlibat dan bagaimana struktur pinjam meminjam diantara pihak yang bertransaksi, harus dibuka kepada publik. Stop bohongi rakyat.” sindir politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menutup pembicaraan. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menko PMK:  Jaga Toleransi Ditengah Perbedaan

SURABAYA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko

Pengamat: Penting KIB Membangun Koalisi Besar Untuk Stabilitas Pemerintahan

JAKARTA-Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menanggapi Partai Demokrat yang mengungkapkan butuh