Tahun 2017, Paus Fransiskus Berkunjung ke Indonesia

Wednesday 25 Nov 2015, 2 : 24 pm
by
Pemimpin Gereja Katolik, Pasus Fransiskus bersama Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro

JAKARTA-Pemimpin Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus direncanakan akan berkunjung ke Indonesia pada tahun 2017 nanti. Kehadiran tahta suci Vatikan ini dalam rangka menghadiri, Asian Youth Day (AYD) di Jogyakarta. Namun kunjungan Paus itu baru terlaksana jika pemerintah Indonesia merestui dan mengundang Bapa Suci. “Tentu saja kunjungan ke Indonesia tersebut hanya bisa dilaksanakan jika pemerintah Indonesia mengundang dan sekaligus merestui kehadiran Bapa Suci,” ujar Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro terkait pertemuannya dengan Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus di Pontianak beberapa hari lalu di Pontianak.

Vatikan melalui Menteri Luar Negeri Vatikan (Secretary of State) Kardinal Pietro Parolin telah bertemu dengan  Presiden Joko Widodo di Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, Kardinal Pietro Parolin mengundang secara resmi Presiden Joko Widodo  ke Vatikan. “Mgr Agustinus Agus menjelaskan, secara resmi Vatikan, mengundang Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Vatikan. Menurut rencana, kunjungan itu dapat dilakukan pada tahun 2016,” ujar Mgr Agus seperti yang dikutip Putut Prabantoro.

Menurut Putut, Paus Fransiskus sendiri direncanakan akan datang ke Indonesia yang pada tahun 2017. Dalam kunjungan ke Indonesia tersebut, salah satu program yang akan dihadiri adalah menghadiri AYD. Acara itu merupakan program tiga tahunan yang sebelum ini diadakan di Korea Selatan.

Selain menghadiri AYD, Mgr Agus ucap Putut berharap agar dalam kunjungan itu, Paus Fransiskus dapat mengunjungi Pontianak untuk bertemu dengan umat Katolik Regio Kalimantan. Populasi umat Katolik Regio Kalimantan sangat besar. Saat ini, posentase umat Katolik Regio Kalimantan terbesar kedua  setelah Nusa Tenggara Timur (NTT). “Kehadiran Bapa Suci itu di Pontianak, jika dimungkinkan, akan menjadi momentum yang penting bagi umat Katolik di Regio Kalimantan yang berada dalam dua keuskupan Agung yakni Keuskupan Agung Pontianak dan Keuskupan Agung Samarinda,” jelasnya.

Keuskupan Agung Pontianak termasuk di dalamnya Keuskupan Sintang, Keuskupan Sanggau dan Keuskupan Ketapang. Sementara Keuskupan Agung Samarinda termasuk di dalamnya Keuskupan Tanjung Selor, Keuskupan Banjarmasin dan Keuskupan Palangkaraya.

Alasan lain pentingnya Paus Fransiskus ke Indonesia, terkait dengan ekologi. Melalui Ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus menunjukkan perhatiannya yang serius terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu, kunjungan Paus ke Kalimantan sangat kontekstual terkait dengan rusaknya hutan di Kalimantan. Dengan demikian, kehadiran Bapa Suci tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat Kalimantan dan juga Indonesia pada umumnya secara sungguh-sungguh memelihara, menjaga dan menanam kembali hutannya yang sekarang sudah hancur tersebut.

Dalam ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus mengundang semua manusia kepada dialog terkait masa depan rumah bersama. Rumah bersama yang dimaksud oleh Paus Fransiskus adalah wujud komitmen kepada Ibu Pertiwi atau Ibu Bumi yang dipijak bersama dan yang memberi kehidupan bagi seluruh umat manusia. “Mgr Agustinus Agus menyadari kehadiran Paus di Pontianak sangat tergantung pada ketersediaan waktu Bapa Suci. Sebagai Uskup Agung, beliau melihat kehadiran Paus Fransiskus di Pontianak memiliki arti yang sangat penting. Keuskupan Agung Pontianak menyediakan diri menjadi tempat kunjungan Paus di Regio Kalimantan,” ujar Putut.

Sementara itu, Putut sendiri telah beraudiensi dengan Paus Fransiskus pada penutupan konferensi internasional dalam rangka memperingati dikeluarkannya dokumen Nostra Aetate (Pada Zaman Kita) ke 50 tahun pada akhir Oktober lalu. Konferensi tersebut  dihadiri para pemimpin agama sedunia, para undangan dan tokoh. Selain Putut Prabantoro, delegasi dari Indonesia yang hadir dalam konferensi internasional itu adalah Hermawi Taslim, Ketua Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (FORKOMA PMKRI).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menkes Memperkaya Mafia Alkes Asing

JAKARTA-Pemerintah diminta mengkaji ulang kebijakan impor Alat Kesehatan (Alkes), terutama

Menko Darmin Pastikan ‘Online Single Submission’ Diluncurkan Bulan Ini

JAKARTA-Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, memastikan kementerian dan