Meskipun demikian, belakangan ini beberapa pihak masih saja membuat pernyataan yang menyesatkan dan bersifat memfitnah. Kelompok ini membangun opini melalui sejumlah media tentang ketidakhadiran Melchias Mekeng ketika dipanggil KPK sebagai Saksi untuk Tersangka Samin Tan pada tanggal 11, 16 dan 19 September 2019, sebagai sikap mangkir, karena dekat dengan kekuasaan.
“Saya tegaskan, pernyataan itu tidak benar,” tegasnya.
Petrus kembali menegaskan Undang-Undang KPK mewajibkan KPK memberikan perlindungan terhadap Saksi termasuk perlindungan terhadap keamanan dan kenyamanan Saksi. Karena fungsi Saksi adalah membantu Penyidik membuat terang suatu peristiwa pidana sehingga saksi wajib dilindungi bukan diintimidasi hingga ketidakhadirannya diekspose ke media, secara berlebihan hingga melanggar Hukum dan HAM.
“KPK bisa saja salah dalam mekanisme pemanggilan, terutama pada saat seorang Saksi yang sedang menjalankan Tugas Negara di luar negeri, sebagaimana Saksi Melchias M. Mekeng ketika dipanggil untuk pemeriksaan tanggal 11, 16 dan 19 September 2019 sedang berada di Swiss,” tuturnya.
Pengacara senior ini juga mengaku heran dengan sikap KPK yang terus menerus memanggil Melchias.Mekeng, meskipun sudah tahu Melchias sedang dalam Perjalanan Dinas Tugas Negara di luar negeri.
“Hal ini memberi kesan Melchias M. Mekeng mangkir dan menghindari pemanggilan, padahal tidak demikian. Pak Melki selalu dukung pemberanstasan korupsi,” pungkasnya.
