TBLA Turunkan Capex 2016 Jadi Rp1,2 Triliun

Monday 2 Nov 2015, 2 : 43 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) menurunkan dana untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,2 triliun. Angka ini lebih kecil dari capex tahun ini yang sebesar Rp1,4 triliun. “Capex ini untuk penggunaan terbesarnya lebih ke penyelesaian pabrik sugar mill yang mencapai Rp550 miliar. Kalau untuk dana keseluruhan pembangunan pabrik sugar mill mencapai Rp1,2 triliunan,” papar Wakil Presdir TBLA, Sudarmo Tasmin saat acara public expose di Gedung BEI, Jakarta, Senin (2/11).

Alasan perseroan menganggarkan capex lebih kecil dari tahun ini karena memang di tahun ini pihaknya banyak melakulan ekspansi, antara lain membangun pabrik gula di Terbanggi Lampung dengan kapasitas 8.000 TCD dan pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 45 ton per jam di Muko-muko, Bengkulu.

Dan sumber pendanaan untuk capex itu, perseroan lebih mengandalkan dari perjanjian bilateral dengan perbankan. “Sekitar 65 persen dari perbankan. Adalah salah satu bank BUMN. Sisanya dari pendanaan internal. Makanya EBITDA kita juga cukup,” terangnya. Memang dari sisi Ebitda sampai semester I-2015 ini mengalami kenaikan sebesar Rp15 miliar menjadi Rp432 miliar dari Rp417 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Ditanya apakah perseroan juga bakal mencari sumber pendanaan lain seperti right issue? Pihaknya melihat, sampai sekarang peeseroan belum terpikir untuk melakukan right issue. “Tapi kan masih terus berkembang dan dinamis. Nanti mungkin saja kita melakukan tight issue,” lanjut dia.

Sementara dalam rangka menggenjot modal,perseroan juga tertarik untuk melakukan revaluasi aset seperti yang saat ini marakdilakukan oleh banyak korporasi. Pihaknya menargetkan proses revaluasi aset itu akan selsai hingga akhir tahun agar dapat insentif pajak penghasilan (Pph) final sebesar 3 persen.

“Memang sekarang itu saatnya revakuasi aset. Kita sudah berpuluh-puluh tahun tidak melakukan revaliasi aset. Sekarang semuanya masih dihitung,” papar dia.

Perseroan sendiri sangat yakin dengan revaluasi aset ini dapat mendongkrak modal. “Aset kami sendiri paling banyak di tanah, pabrik, dan mesin. Untuk PKS kita ada enam. Dengan revaluasi ini selain dapat menibgkatkan modal juga bisa menurunkan debt to equity ratio (DER),” jelasnya.

DER yang dia targetkan dari 1,3 persen menjadi 1 persenan.

Ketika konfirmasi, terkait aset mesin yang kemungkinan bisa turun, dia menegaskan aset mesin pun bisa naik nilainya karena jika lima tahun lalu dibeli di harga tertentu, tapi dengan adanya perubahan kurs bisa saja harganya meningkat. “Jadi aset mesin tidak akan susut,” pungkasnya. (TMY).

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

The Fed Akan Naikkan Suku Bunga, Bursa Saham Wall Street Tergerus

JAKARTA-Bursa Saham Wall Street rontok berjamaah pada penutupan perdagangan Rabu(20/9/2023)

Pemerintah Lakukan Public Launcing Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai

JAKARTA-Indonesia terus bergerak menuju kendaraan listrik berbasis baterai. Komitmen tersebut