Terus Diekspor, Stok Lada Dalam Negeri “Berkurang”

Wednesday 11 Sep 2013, 8 : 34 pm
investor.co.id

JAKARTA-Kebutuhan konsumsi lada di dalam dan luar negeri diprediksi naik. Padahal produksi lada Indonesia ditargetkan 82.000 ton pada 2013. Sementara ekspor makin tinggi. Hal ini sangat mengkhawatirkan stok dalam negeri yang makin berkurang. “Akhir-akhir ini ada kehawatiran ekspor 62 ribu ton, produksi 82 ribu ton,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan),  Agus Wahyudi di Jakarta, Rabu (11/9)

Menurut Agus, produksi lada nasional kini sudah semakin mendekati kebutuhan masyarakat lokal dan dunia. Oleh karenanya, guna mengantisipasi hal tersebut, pembenahan produksi tanaman lada ini dengan cara pengelompokan tanaman.

Lebih lanjut kata Agus, ada dua daerah yang menjadi fokus pengembangan komoditas rempah tersebut adalah Lampung dan Bangka. “Progam kita bebenah melalui cluster. Bagi tanaman kurang perawatan kita intensifkan, kita beri pupuk obat-obatan, kita pertahankan area yang ada,” ungkapnya.

Diakuinya, program peningkatan produksi lada selama ini masih terkendala minat masyarakat. Padahal, komoditas rempah ini bisa memberikan hasil yang cukup menjanjikan. “Ini kembali harus keroyokan, tidak cukup sektor pertanian saja tapi holistik bersama membangun cluster,” imbuhnya

Sementara itu, Head of promotion and Marketing Development Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Yulianti Wijaja, pelemahan kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS justru memberikan keuntungan bagi para petani lada. Dengan menguatnya kurs dolar AS di pasar global, otomatis membuat harga lada menjadi tinggi. “Dampak pelemahan rupiah menguntungkan,” tegasnya.

Meski mengutungkan petani, kata Yulianti, sayangnya, keuntungan atas meningkatnya harga jual lada tidak terlalu signifikan. “Karena rupiah melemah jadi ya harganya naik,” ucapnya

Direktur Jenderal Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Imam Pambagyo sebelumnya menyatakan harga rempah-rempah jenis lada terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Data Kemendag menunjukan peningkatan harga terlihat dari periode Januari 2012 sampai Agustus 2013. Harga lada hitam pada periode itu dijual berkisar Rp 50 ribu-60 ribu per kilogram. Sementara lada putih dijual diharga Rp 75 ribu-85 ribu per Kg. “Untuk minggu pertama pada September harga lada hitam Rp 69 ribu per kilo sedangkan lada putih Rp 92 ribu per Kg,” ungkap Imam.

Sedangkan produksi lada internasional menurut Agus juga terus mengalami penurunan, pada tahun 2012 produksi lada mencapai 355 ribu ton, sedangkan pada 2013 ini menjadi 345 ribu ton. ” Diestimasikan terjadi penurunan 13 ribu ton, pada produksi tahun ini,” pungkasnya

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Cadangan Devisa Indonesia Cukup

JAKARTA-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan cadangan devisa Indonesia

95 Orang PMKS Dadap Pulang Kampung

TANGERANG-Sebanyak 95 dari 352 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yang bekerja di wilayah