Tiga Merek Indonesia Tembus Pasar Dunia

Friday 22 Aug 2014, 12 : 48 pm
by

LAS VEGAS-Kementerian Perdagangan (Kemendag) semakin makin bangga pada kreativitas para pengusaha nasional. Rasa bangga ini terkait dengan sejumlah merek produk fesyen nasional berkibar di deretan brand-brand besar fesyen dunia. “Kami bangga dan memberikan apresiasi pada produk fesyen kita yang berpotensi sejajar dengan merek fesyen dunia. Tekad kami mempopulerkan merek nasional di kancah internasional satu per satu mulai mendapat tempat,” tegas Atase Perdagangan RI di Washington DC Ni Ayu Made Marthini, seperti yang dirilis oleh Pusat Humas Kemendag, Kamis (21/8).

Sejumlah perusahaan Indonesia yang kini menyandingkan mereknya di pasar internasional seperti Nushock dan OBS! (pakaian); BNV, Chevalier & Cannes, League (sepatu); dan Koi-Koi Silver.Tiga merek fesyen sangat potensial menjadi incaran buyers dunia, yakni produk sepatu Chevalier, BNV (pakaian), dan Nushock. “Produk yang mereka jual adalah produk yang menggunakan merek mereka sendiri, bukan merek milik buyers,” jelas Made.

Tak heran, perang merek di pasar internasional makin sengit. Made meyakinkan produk Indonesia tak mau mengalah. Beberapa acara pameran yang sulit ditembus produk nasional kini bisa dilakukan, seperti event Project, Capsule, dan Liberty. “Tahun ini, BNV telah mampu masuk sebagai peserta Capsule. Untuk tahun depan, kami rencananya akan memfasilitasi perusahaan lainnya agar dapat masuk ke dalam pameran-pameran tersebut,” ujar Made.

Menurut Made, untuk masuk ke dalam pameran tersebut, merek Indonesia harus berkompetisi dengan merek-merek terbaik lain dari seluruh dunia. Panitia penyelenggara akan menyeleksi peserta pameran, sehingga yang hadir dalam pameran-pameran tersebut adalah merek-merek terpilih. “Buyer yang hadir juga targeted, sehingga dapat dipastikan produk yang hadir akan mudah mendapatkan buyer potensial,” imbuhnya.

Merek sepatu Indonesia, Chevalier, juga mengaku siap berkompetisi untuk masuk ke pameran Capsule 2015. Chevalier sebelumnya juga telah mengalahkan merek sepatu terkenal lainnya dalam polling ‘Most Wanted Leather Boots’ yang diadakan oleh Mass Drop, situs yang terafiliasi dengan www.reddit.com, salah satu komunitas online tertua di dunia.

Dalam polling yang diikuti oleh 1917 pemilih dari seluruh dunia ini, Egar Putra Bahtera, pemilik Chevalier, yang ditemui di sela-sela pameran, mengungkapkan bahwa produk sepatu kulitnya menduduki peringkat pertama dengan 654 suara. Chevalier mengalahkan merek sepatu asal AS lainnya, seperti Wolverine yang berada di peringkat kedua dengan 222 suara. Sementara itu, Viberg di urutan ketiga dengan 194 suara, dan Red Wing urutan ketujuh dengan 87 suara. “Dengan kualitas premium dan harga kompetitif, saya yakin merek Indonesia dapat berkompetisi dengan merek terkenal dunia lainnya. Chevalier telah membuktikannya,” ujar Made.

Selain produk sepatu, ada juga pakaian model streetwear seperti Nushock dan OBS! yang diyakini dapat berkompetisi dengan merek lain karena kualitas dan kreativitas produknya. Piyu, pemilik merek Nushock yang juga merupakan salah satu personal grup musik Padi, mengatakan kreativitas itu penting untuk dapat bertahan di tengah-tengah persaingan. “Kita harus rajin mencari hal-hal baru sampai kita memiliki identitas yang membedakan produk kita dengan produk lainnya. Karena latar belakang saya adalah musik dan berbisnis di bidang fesyen, saya sedang berpikir untuk mengembangkan produk yang menggabungkan fesyen dan musik,” terangnya.

Sourcing at Magic Show adalah pameran fesyen tahunan terbesar di Amerika Serikat. Pameran ini merupakan wadah untuk mengakses produk-produk fesyen dari seluruh dunia, mencakup seluruh rantai pasokan fesyen mulai dari desainer hingga produsen pakaian dan sepatu untuk pria, wanita, dan anak-anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Putaran Ketiga BNI Indonesian Masters, Puig Melesat dan Jonathan Amankan Posisi

JAKARTA-David Puig Currius mampu melesat di putaran 3 BNI Indonesian

Posisi Uang Beredar di Januari Sebesar Rp4.174,2 Triliun

JAKARTA-Likuiditas perekonomian yang tercermin pada pertumbuhan M2 (Uang beredar dalam