Turunkan GMW, BI Longgarkan Kebijakan Moneter

Wednesday 7 Aug 2019, 3 : 31 pm
Central Counterparty
Ilustrasi

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan menerapkan kebijakan moneter yang longgar dalam jangka panjang untuk menarik investasi langsung yang bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

Dalam pernyataan resmi pertamanya sebagai orang nomor dua di bank sentral, Destry mengatakan stabilitas perekonomian domestik yang terjaga, akan mendukung BI terus melonggarkan kebijakan moneter baik melalui instrumen suku bunga acuan maupun likuiditas.

“Kami ingin mendorong investasi, kemarin sudah diturunkan GWM (Giro Wajib Minimum) Rupiah dan juga suku bunga. Nampaknya kita lihat ‘easing monetary policy’ (kebijakan moneter longgar) dalam jangka panjang,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti di Jakarta, Rabu, usai pengucapan sumpah jabatan sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Destry akan menjalani pertemuan perdananya bersama Dewan Gubernur Bank Sentral pada Rabu malam ini.

Menurut mantan Kepala Ekonom PT Bank Mandiri ini, BI dinilai perlu untuk mempertahankan kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif. Pasalnya, mandat utama BI untuk menjaga stabilitas ekonomi sudah terpenuhi.

Parameter stabilitas yang terpenuhi itu antara lain inflasi nasional yang berada di titik tengah sasaran inflasi atau di bawah 3,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Begitu juga dengan risiko nilai tukar rupiah yang semakin mereda. “Jadi berbagai macam bauran akan dilakukan oleh BI dan sejauh ini sudah dilakukan dengan baik,” ujar dia.

Destry mengakui tekanan ekonomi global saat ini berpotensi meningkat karena imbas perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Destry memastikan BI akan selalu berjaga untuk stabilisasi harga instrumen keuangan di pasar. Pelaku pasar juga disarankan tidak panik, karena tekanan terhadap nilai tukar saat ini hanya bersifat sementara, apalagi fundamental ekonomi masih terjaga baik.

“Pasar tidak perlu panik sebab guncangan sifatnya sesaat, tapi tetap saja BI akan selalu berada di pasar untuk mewaspadai pergerakan atau instabilitas yang terjadi di sektor keuangan,” ujar dia.

Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter yang akomodatif dengan pelonggaran GWM dan penurunan suku bunga acuan menjadi 5,75 persen pada Juli 2019 lalu. Dalam pernyataan terakhir terkait arah kebijakan ke depan, Gubernur BI Perry Warjiyo juga menegaskan peluang penurunan kembali suku bunga acuan masih terbuka dengan mempertimbangkan stabilitas eksternal atau kondisi neraca pembayaran Indonesia.

Don't Miss

UNVR, ASII, BBCA, AALI, BSDE, TLKM, SMGR

Gerak IHSG Berpotensi Menanjak Lagi, BoW ACES, BBRI, JPFA dan MAPA

JAKARTA-Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini

Tempel Puan dan Said, Nyoman Parta Ranking 3 Internal PDIP Suara Terbanyak

JAKARTA – Caleg DPR RI Dapil Bali, I Nyoman Parta menempati