Uang Beredar Agustus 2015 Mencapai Rp 4.403 Triliun

Monday 5 Oct 2015, 9 : 01 pm
by

JAKARTA-Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), posisi M2 pada akhir Agustus 2015 tercatat sebesar Rp4.403,0 triliun, atau tumbuh 13,3% (yoy), meningkat sebesar 0,68% dibandingkan dengan pertumbuhan Juli 2015 yang senilai Rp4.373,2 triliun atau tumbuh sebesar 12,5% (y-o-y).

Keterangan tertulis Departemen Komunikasi BI menyebutkan peningkatan pertumbuhan M2 tersebut bersumber dari seluruh komponen M2, yaitu M1, Uang Kuasi, dan Surat Berharga Selain Saham.

Komponen M1 (uang kartal dan giro rupiah) tercatat sebesar Rp1.026,4 triliun, mengalami kenaikan pertumbuhan menjadi 14,6% (yoy) dari 12,3% (yoy) pada Juli 2015. Hal ini sejalan dengan perkiraan membaiknya konsumsi sebagaimana terindikasi dari indeks keyakinan konsumen yang meningkat pada Agustus 2015.

Peningkatan M1 tersebut bersumber dari uang kartal yang tumbuh 6,0% (yoy) pada Agustus 2015, setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 4,7% (yoy). Posisi Uang Kuasi2 tercatat sebesar Rp3.361,1 triliun, atau tumbuh 12,7% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan Juli 2015 (12,4% yoy). Peningkatan pertumbuhan Uang Kuasi terutama dalam bentuk Giro, Tabungan, dan Simpanan Berjangka dalam valas. “Pertumbuhan surat berharga selain saham juga mengalami peningkatan dari 69,0% (yoy) pada Juli 2015 menjadi 94,7% (yoy) pada Agustus 2015,” seperti dikutip dari situs resmi BI, Senin (5/10).

Sementara itu, penghimpunan simpanan masyarakat di bank (DPK)3 pada Agustus 2015 tercatat tumbuh sebesar 12,6% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode Juli 2015 (13,8% yoy). Perlambatan tersebut bersumber dari Giro dan Simpanan Berjangka dalam Rupiah

Dijelaskan, pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh akselerasi pertumbuhan kredit perbankan. Posisi kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Agustus 2015 tercatat sebesar Rp 3.914,3 triliun, atau tumbuh 10,8% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (9,6% yoy). Akselerasi pertumbuhan kredit setelah mengalami perlambatan sejak September 2013, memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi kedepan.

Akselerasi pertumbuhan kredit tersebut terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI) yang meningkat. “Pada Agustus 2015, KMK tercatat sebesar Rp1.851,1 triliun, atau tumbuh 10,2% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya (8,4% yoy). Peningkatan pertumbuhan KMK antara lain terjadi pada sektor Industri Pengolahan dan PHR (Perdagangan, Hotel, dan Restoran) yang masing-masing tumbuh dari 14,0% (yoy) dan 6,8% (yoy) pada Juli 2015 menjadi 16,2% (yoy) dan 10,1% (yoy) pada Agustus 2015,” ujarnya.

Sementara itu, KI pada Agustus 2015 tercatat sebesar Rp960,1 triliun, tumbuh 12,9% (yoy), meningkat dibandingkan Juli 2015 (11,9% yoy). Peningkatan KI tersebut antara lain terjadi pada sektor Industri Pengolahan dan Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan yang masingmasing tumbuh 20,5% (yoy) dan 16,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Juli 2015 (17,3% dan 16,1% yoy).

Akselerasi pertumbuhan kredit juga terjadi pada kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bank Umum menyalurkan kredit UMKM pada Agustus 2015 sebesar Rp710,1 triliun, atau tumbuh 9,5% (yoy) meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 8,8% (yoy). Peningkatan pertumbuhan kredit UMKM terjadi pada seluruh skala usaha (Mikro, Kecil, dan Menengah), yang masing-masing tumbuh 17,2% (yoy), 4,1% (yoy), dan 9,5% (yoy) pada Agustus 2015, lebih tinggi dibandingkan Juli 2015 yang tumbuh sebesar 16,8% (yoy), 3,5% (yoy), dan 8,6% (yoy).

Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor properti menunjukkan perlambatan. Pada Agustus 2015, kredit pada sektor properti tercatat sebesar Rp597,9 triliun, atau tumbuh 13,5% sedikit lebih rendah dibandingkan Juli 2015 (13,6% yoy). Perlambatan kredit sektor properti bersumber dari kredit konstruksi yang tumbuh 21,4% (yoy) pada Agustus 2015, lebih rendah dibandingkan Juli 2015 (24,3% yoy). Di sisi lain, pada Agustus 2015 kredit real estate dan KPR dan KPA tercatat tumbuh masing-masing sebesar 20,9% (yoy) dan 8,0% (yoy), meningkat dibandingkan Juli 2015 (18,6% dan 7,6% yoy).

Suku bunga5 kredit relatif stabil di tengah turunnya suku bunga simpanan. Pada Agustus 2015, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,92% sama dengan Juli 2015. Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka 1, 3, 6, dan 12 bulan pada Agustus 2015 masing-masing tercatat sebesar 7,65%, 8,06%, 8,64%, dan 8,58%, atau turun dibandingkan bulan sebelumnya, yang masing-masing tercatat sebesar 7,77%, 8,13%, 8,71%, dan 8,75%.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Gelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Bekasi, Intan Fauzi: Mari Rawat Semangat Kebangsaan di Tengah Covid-19

BEKASI-Anggota MPR RI, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Dapil VI

IPCM Tetap Raih Laba Rp 80 Miliar

JAKARTA-PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IDX: IPCM) umumkan laporan keuangan