JAKARTA- Visa Worldwide Indonesia bersama Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) tengah melakukan proses investigasi secara menyeluruh terhadap pencurian data nasabah kartu kredit Bank Mandiri dan Ban Central Asia (BCA) yang dipakai di mesin electronic data capture (EDC) di gerai Body Shop di Indonesia. Proses investigasi ini merupakan respons antisipasi atas permintaan BI agar Visa bertanggung jawab soal pencurian data nasabah tersebut. Namun hasil proses investigasi tersebut belum bisa dipublish ke publik. “Proses investigasi masih terus berjalan sehingga kami belum bisa memberikan informasi seperti apa hasilnya. Dan kami juga belum tahu kapan proses investigasi akan selesai,” ujar Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Ellyana Fuad, kepada wartawan usai konferensi pers peluncuran pembayaran kartu Visa di Mall Taman Anggrek, Jakarta, Senin, (25/3)
Sebelumnya, sejumlah data nasabah kartu kredit maupun debit, di antaranya dari Bank Mandiri dan BCA), dicuri saat bertransaksi di gerai The Body Shop Indonesia. Bahkan, data curian tersebut digunakan untuk membuat kartu duplikat yang ditransaksikan di Meksiko dan Amerika Serikat.
Ellyana mengaku, sistem keamanan Visa sangat aman, andal, dan terjamin sehingga sebenarya tidak mudah dibobol. “Dan, kasus seperti ini bisa terjadi bukan hanya pada kartu dengan jaringan Visa, tetapi juga pada jaringan selain Visa jika tanpa peran kehati-hatian dari pihak pengguna kartu debit atau kredit dan pihak merchant,” jelas dia
Dia menambahkan, infrastruktur keamanan terkait data nasabah merupakan peran dari banyak pihak. Terutama kehati-hatian pengguna kartu debit atau kartu kredit dan keamanan dari gerai. “Itu adalah masalah dari merchant-nya (Body Shop), seperti yang dikatakan oleh pihak Bank Indonesia dan pihak AKKI,” jelas dia
Ketika ditanya tentang laporan pencurian data sejenis yang pernah diterima Visa selama ini, Ellyana mengaku tidak dapat memberikan informasi sehubungan dengan proses investigasi yang masih berlangsung.