10 Perwakilan Negara Asia Pasifik Mendukung Perjuangan Petani Kendeng

Friday 7 Sep 2018, 10 : 21 pm
by
Ilustrasi

REMBANG-Lebih dari 70 aktivis yang terdiri atas pejuang perempuan, perwakilan masyarakat adat dan pemuka agama, termasuk perwakilan masyarakat korban tambang dan industri ekstraktif mengunjungi Jaringan Masyarkat Peduli Pegunungan Kendeng yg selama ini berjuang menolak tambang dan pabrik semen.

Para aktivis dan masyarakat korban tambang ini merupakan perwakilan dari sepuluh Negara di Asia Pasifik, mulai dari Indonesia, Philipina, Myanmar, India, Thailand, Pakistan, dan Papua Nugini, juga dari Kanada dan Jerman yang terlibat dalam kegiatan Asia Pacifik Gathering On Human Rights and Extractives di Semarang pada 1 hingga 4 September 2018.

Kegiatan yang diorganisir Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air (KRuHA), Indonesia Global Justice (IGJ), Justice, Peace, and Integration of Creation (JPIC) OFM, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dan VIVAT Internasional Indonesia ini, melakukan kunjungan lapangan ke Desa Timbrangan dan Desa Tegal Dowo, Kabupaten Rembang, sebagai bentuk dukungan atas perjuangan warga setempat dalam  menolak pabrik semen dan tambang karst, pada Selasa, (4/9).

Bersama warga setempat yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK), mereka melihat langsung lokasi tambang batu kapur dan tanah liat, menyaksikan hilir mudik puluhan truck yang mengangkut batu kapur dan tanah liat ke pabrik semen milik PT Semen Indonesia.

Setelah melihat situ-situs tambang dan pabrik semen, rombongan lalu ikut dalam acara kebudayaan, mulai dari Kentrungan Kiter Kendeng, yang berisi nyanyian dan kidung-kidung tentang kisah perjuangan dan penderitaan masyarakat di Pegunungan Kendeng hingga terlibat dalam aksi “lamporan”, sebuah ritual untuk mengusir hama, yang dalam hal ini juga termasuk keberadaan pabrik semen di Pegunungan Kendeng.

Ritual lamporan yang berlangsung di lapangan terbuka Desa Timbrangan ini diikuti lebih dari lima ratus orang, yang datang dari kabupaten Pati, Blora, Grobogan, dan warga Kabupaten Rembang sendiri.

Dalam tradisi agraris masyarakat Pegunungan Kendeng, lamporan biasanya dilakukan sebagai bagian dari ritual mengusir hama di daerah-daerah pertanian. “Kali ini hama yang ingin diusir masyarakat adalah tambang dan pabrik semen PT Semen Indonesia. Mereka adalah hama abad modern,” ujar Sukinah, perempuan petani dari Desa Tegaldowo.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Tim Terpadu Sidak Produk Tak Sesuai SNI

TANJUNG PINANG-Mengalirnya berbagai produk pangan dan nonpangan yang tak sesuai

Bendungan Gondang dan Embung Giriroto Ditargetkan Selesai 2018

JAKARTA-Progres pembangunan Bendungan Gondang di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang