Ustadz pun Masuk Penjara

Sunday 3 Feb 2013, 6 : 22 pm
by
KH Maman Imanulhaq

Oleh: KH Maman Imanulhaq

Ketika lapar, rakyat diberi uang hasil politik kotor. Ketika makan, rakyat diberi daging sapi hasil korupsi. Ketika membaca, Al Quran pun dicetak dengan uang korupsi.

Jelang Pemilu 2014 suhu politik memanas. Meningkatnya suhu politik Indonesia disebabkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat kejutan dengan menyatakan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq  sebagai tersangka kasus korupsi, dengan tuduhan melanggar pasal 12 UU no 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terkait dengan impor daging sapi.

PKS terkenal karena mengikrarkan diri sebagai partai bersih dan bebas dari noda korupsi.

Namun, kasus yang menimpa orang nomor satu di PKS itu membuka mata publik dan bahkan semakin meyakinkan rakyat Indonesia bahwa semua kader partai politik yang berdasar pada Islam, seperti PPP, PAN dan PKB, bahwa agama hanyalah kedok.

Ini juga menegaskan bahwa partai-partai bernafaskan Islam itu tidak lebih sama dengan partai non agama.

Dalam posisi itu, Luthfi Hasan Ishaq tidak lebih baik daripada tersangka kasus korupsi lainnya seperti M Nazaruddin, Angelina Sondakh (Demokrat) Paskah Suzetta, Bobby Suhardiman, Hamka Yamdu, Anthony Zeidra Abidin, Zulkarnaen Djabar (Golkar), Panda Nababan, Emir Moeis, Agus Condro, poltak Sitorus (PDI Perjuangan) Bachtiar Hamsyah, Al Amin Nasution, Endin Soefihara, sofyan usman (PPP) Waode Nurhayati(PAN) Yusuf Emir Faisal (PKB).

Walaupun telah sering disebut bahwa beberapa kader PKS terlibat korupsi seperti Tamsil Linrung di badan anggaran DPR RI, dan Menteri Pertanian sejak jaman Anton Apriyantono sampai Suswono yang diduga memonopoli masalah impor daging sapi, baru kali ini kader PKS tersandung kasus korupsi.

Tidak tanggung-tanggung, yang ditangkap adalah Presiden PKS. Luthfi Hasan Ishaq.

Dan kali ini, PKS tersandung oleh batu yang ditaburnya sendiri.

KPK bergerak dengan data yang valid, informasi akurat serta bukti yang cukup sehingga berani langsung menetapkan LHI menjadi tersangka.

Dukungan publik kepada KPK membuat lembaga pemberantasan korupsi ini KPK semakin tajam dalam melakukan penindakan.

Jargon “Bersih dan Peduli” yang diusung PKS harus diterima para kader sebagai senjata makan tuan, kalau boleh dibilang begitu.

Munafik

Kepada penulis, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 7 Desember 2009 di Kantor PBNU mengatakan, “Negeri ini tidak akan pernah hancur karena bencana apalagi karena perbedaa.

Negeri ini hancur karena kebejatan moral. Dan itu adalah prilaku korupsi”.

Pernyataan itu saat ini membuat penulis gelisah. Kegelisahan karena para koruptor menyembunyikan perilaku mereka dibalik jubah agama yang sakral dan putih tak bernoda.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Tambah Armada, SML Raih Pinjaman Rp 1,34 Triliun

JAKARTA – PT Sentra Makmur Lines (SML) yang merupakan anak

Paksa Hadirkan Saksi dan Notaris ke Persidangan, Hakim Semprot Pengacara Henry J Gunawan

SURABAYA-Sidang lanjutan kasus pemalsuan keterangan pernikahan yang menjerat Bos PT