5 Perusahaan Ajukan Tax Holiday

Wednesday 16 Jul 2014, 5 : 04 pm
by

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin)  tengah membahas permintaan 5 perusahaan terkait pembebasan pajak (tax holiday). Pembahasan tax holiday tersebut rencananya akan diserahkan kepada Menteri Keuangan (Kemenkeu) paling lambat pada 15 Agustus 2014.

Menurut Kepala Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri BPKIMI Kemenperin Harris Munandar, selanjutnya Menkeu akan memverifikasi apakah kelima perusahaan tersebut layak menerima tax holiday, yang merupakan insentif bagi investasi minimal Rp1 triliun. “Menteri Perindustrian berupaya mengirimkan proposal itu ke Menkeu paling lambat 15 Agustus 2014. Jangan sampai lewat tanggal itu. Supaya bisa diproses lebih lanjut. Setelah itu, Menkeu yang akan menginstruksikan kepada tim verifikasi supaya proposal itu diproses,” katanya seperti dikutip melalui laman infopublik.org pada Selasa (15/7).

Sebagai informasi, pemberian tax holiday ditetapkan dalam PMK nomor 130 tahun 2011, yang diterbitkan pada 15 Agustus 2011 dan berlaku tiga tahun sejak diundangkan yaitu 15 Agustus 2014. Aturan tersebut menetapkan, pemberian fasilitas pembebasan pajak selama 5-10 tahun kepada investor yang membangun industri di 5 sektor, dengan syarat investasi minimal Rp1 triliun dan merupakan industri pionir. Setelah masa pemberian tax holiday habis, investor tersebut juga diberikan pengurangan (reduksi) pajak 50% selama dua tahun berikutnya.

Kelima perusahaan tersebut adalah PT FeNi Halmahera Timur, PT Synthetic Rubber Indonesia, PT Well Harvest Mining, PT Borneo Alumina Indonesia, dan PT Indonesia Guang Ching Nickel&Stainless Steel Industry. Untuk PT FeNi Halmahera Timur, nilai investasi yang akan ditanamkan sekitar Rp19,7 triliun untuk pembangunan pabrik pengolahan feronikel di Halmahera Timur.

Selanjutnya, PT Synthetic Rubber Indonesia akan berinvestasi Rp3,5 triliun di Cilegon, Banten untuk membangun pabrik karet sintetis. Jika ditambah modal kerja, total investasi yang dikucurkan mencapai Rp4,2 triliun. PT Well Harvest Mining berinvestasi sebesar Rp6,7 triliun untuk tahap I, yakni membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina di Kalimantan Barat Bagian Timur berkapasitas 1 juta ton per tahun. Jika dikembangkan menjadi dua tahap, investasi diperkirakan mencapai Rp9,7 triliun dengan kapasitas 2 juta ton per tahun.

Sementara itu, PT Borneo Alumina Indonesia akan membangun smelter grade alumina senilai US$650 juta atau Rp7,1 triliun di Mempawah, Kalimantan Barat. Namun, proposalnya sedang diproses kelengkapan dan pemenuhan syaratnya. Terakhir adalah PT Indonesia Guang Ching Nickel&Stainless Steel Industry, yang akan membangun industri pengolahan nikel terintegrasi di Morowali, Sulawesi Tengah, dengan investasi US$1,03 miliar. Proposalnya masih dalam proses pengkajian di Kemenperin

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Thai Lion Air Tambah Frekuensi Terbang Bangkok- Jakarta

JAKARTA-Thai Lion Air yang tergabung dalam Lion Air Group menambah

BBM Naik, PDI P Jatim Ancam Demo Besar-Besaran

SURABAYA- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Timur mengancam