KORSEL-Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia Untuk Korea Selatan (Korsel) Umar Hadi mengemukakan, kinerja perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan dalam 5 (lima) tahun terakhir terus meningkat.
“Angka terakhir tahun 2018 adalah sudah mencapai totalnya 20 miliar dollar AS, ekspor kita sekitar 11 miliar dollar AS, impor kita sekitar 9 miliar dollar AS,” kata Umar saat mendampingi Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan media briefing di Lotte Hotel, Busan, Korsel, Minggu (24/11) siang.
Menurutnya,kinerja perdagangan RI-Korsel itu produktif karena jenis-jenis komoditi yang diperdagangkan juga complementary. Hanya memang, tantangannya adalah bagaimana terus meningkatkan ekspor produk-produk manufaktur dari Indonesia dan Korea Selatan.
“Ini kelihatan potensi yang besar-besar itu, seperti produk-produk kayu lalu produk makanan, minuman olahan, terus produk-produk olahan dari seafood termasuk itu, juga tentunya komponen otomotif juga saya lihat cukup besar dan seterusnya, serta alat-alat electrical, seperti itu. Jadi, kelihatan sekali banyak peluang yang bisa kita kerjakan,” jelas Dubes.
Sementara di bidang investasi, menurut Menlu Retno Marsudi, investor Korea Selatan di Indonesia nomor 6 terbesar untuk tahun lalu mencapai 1,6 miliar dollar AS.
“Dia kan banyak di manufaktur,” sambung Menlu.
Ditambahkan Dubes RI di Korsel, Umar Hadi, secara tradisional perusahaan-perusahaan menengah Korea itu Investasi di Indonesia di tekstil, garmen, sama sepatu.
“Kalau kita perhatikan di Karawang, Purwakarta, Kabupaten Bandung. Itu garmennya Korea. Itu ekspor. Itu sekarang mulai beralih ke daerah Jawa Tengah sudah masuk Tegal, Kendal, Semarang,” terang Dubes.